Niat: Awal dan Penentu Semua Amal
Shaleh
Niat merupakan rukun pertama dari semua amal shaleh
(perbuatan baik) yang kita lakukan. Tanpa niat segala amal
ibadah kita sia-sia. Shalat, Puasa, Zakat, Haji kita batal jika
tidak ada niat. Tidak ada pahalanya.
"Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka
tidak ada puasa baginya." [Imam Lima]
”Sesungguhnya amal-amal perbuatan tergantung niatnya,
dan bagi tiap orang apa yang diniatinya. Barangsiapa hijrahnya
kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan
rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya untuk meraih kesenangan
dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya adalah kepada
apa yang ia hijrahi” (HR Bukhari)
”Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya” (HR Al-
Baihaqi dan Ar-Rabii')
”Manusia dibangkitkan kembali kelak sesuai dengan niatniat
mereka” (HR Muslim)
Sebagaimana hadits di atas, niat bermacam-macam. Ada yang
niat mengerjakan sesuatu untuk Allah, ada pula untuk yang lain
seperti kesenangan dunia seperti pamer, harta, jabatan atau
wanita.
a. Niat yang Baik untuk Mendapat Ridha Allah SWT
Niat yang bagus adalah niat untuk mendapat ridho Allah SWT.
Atau untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
”Di antara orang-orang Arab Badwi ada orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang
dinafkahkannya di jalan Allah untuk mendekatkannya kepada
Allah dan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah,
sesungguhnya nafkah itu untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat
(surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” [At Taubah:99]
Orang yang berbuat kebaikan hanya untuk mendapat ridho
Allah akan mendapat pahala berlipat ganda:
”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-
Nya) lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah:261]
”Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan
hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan
jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran
tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu perbuat” [Al Baqarah:265]
Niat kita harus benar-benar tulus hanya untuk Allah. Bukan
dengan lainnya:
Allah berfirman “Aku adalah yang paling tidak butuh kepada
syarikat, maka barangsiapa yang beramal suatu amalan
untuku lantas ia mensyerikatkan amalannya tersebut (juga)
kepada selainku maka Aku berlepas diri darinya dan ia
untuk yang dia syarikatkan” (HR. Ibnu Majah 2/1405 no.
4202, adapun lafal Imam Muslim (4/2289 no 2985) adalah,
“aku tinggalkan dia dan kesyirikannya”).
b. Tidak Boleh Niat karena Riya atau Pamer
Sering orang melakukan suatu kebaikan hanya karena riya.
Ingin dilihat orang sehingga orang mengatakan bahwa dia
adalah dermawan, pahlawan, dan sebagainya. Meski dia tidak
mengharapkan imbalan apa-apa kecuali dikenal orang sebagai
orang yang baik, dermawan atau philanthropist, Allah
mengatakan orang seperti itu sebagai teman setan dan
memberikan neraka sebagai balasannya:
Belajar Iman, Islam, dan Ihsan
Niat: Awal dan Penentu Semua Amal Shaleh 37
”Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta
mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang
tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian.
Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya,
maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya” [An
Nisaa’:38]
Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ ’Uluumuddiin menggambarkan
orang yang riya sebagai berikut. Jika ada orang yang
melihatnya, baru dia shalat atau berbuat kebaikan lainnya. Tapi
jika tidak ada orang yang melihat, dia tidak mengerjakannya.
Orang seperti itu seperti orang yang shalat hanya jika ada
budak yang melihatnya di samping rajanya. Tapi begitu budak
itu tidak ada, yang tinggal hanya raja, dia bermalas-malasan.
Begitulah sikap orang yang riya terhadap Allah Raja Diraja,
Tuhan Semesta alam. Orang riya macam ini hanya membuat
gemas orang saja....
Orang yang menyebut kebaikan yang diperbuatnya, apalagi
sampai menyinggung hati orang yang menerima kebaikannya,
pahalanya hilang tidak berbekas:
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebutnyebutnya
dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan
dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu jadilah dia
bersih tidak bertanah. Mereka tidak mendapat apa-apa dari
yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir” [Al Baqarah:264]
c. Jangan Niatkan Amal untuk Mendapatkan Dunia atau
Harta
Banyak orang yang bekerja atau mencari uang hanya karena
ingin kaya atau dunia. Ini sangat berbahaya karena mereka
hanya akan dapat kekayaan atau dunia tanpa mendapatkan
pahala akhirat sedikit pun:
”Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka
balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali
neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka
kerjakan” [Huud:15-16]
Seharusnya niat tetap untuk mencari ridho Allah sehingga
mereka tetap mendapatkan pahala di akhirat. Meski pekerjaan
yang dilakukan sama, tapi karena niat berbeda hasilnya pun
berbeda.
Orang yang berusaha dengan niat mencari ridho Allah, niscaya
dia akan dapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Meski ada sebagian motivator yang baik, namun saya banyak
juga menyaksikan motivator yang memotivasi pembacanya
hanya untuk menjadi kaya/mendapat dunia. Ini berbahaya
karena bisa merusak niat dan amal/usaha pembacanya.
Saran saya pelajari teknik mencari uang dengan niat mencari
ridho Allah. Niatkan harta yang anda dapat selain untuk
menafkahi keluarga anda sesuai ajaran Islam juga untuk di
jalan Allah. Sebab siapa yang berusaha hanya ingin
kekayaan/dunia tidak mendapat akhirat sedikit pun:
”Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat
akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang
siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami
berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan
tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat” [Asy
Syuura:20]
”...Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami
berikan kepadanya pahala dunia, dan barang siapa
menghendaki pahala akhirat, Kami berikan kepadanya pahala
akhirat. Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur” [Ali ’Imran:145]
Oleh karena itu hendaknya sebelum mengerjakan sesuatu kita
niatkan pekerjaan kita ikhlas untuk Allah SWT:
”Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan
dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas
(mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu
adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah
akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala
yang besar” [An Nisaa’:146]
Meski apa yang diperbuat sama, namun Allah hanya akan
menerima perbuatan orang yang bertakwa:
”Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil
dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang
dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain
(Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!." Berkata
Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari
orang-orang yang bertakwa." [Al Maa-idah:27]
Bab Niat ini sebetulnya amat penting. Karena niat itulah yang
menentukan apakah amal baik kita diterima oleh Allah atau
tidak. Oleh karena itu mari kita niatkan semua amal baik kita,
termasuk dalam membaca buku ini untuk Allah SWT.
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr.
Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press
" Seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. " ( Qaaf ayat 17 - 18 )
young boy reciting quran like qari abdul basit-mashallah
Surah Rahman - Beautiful and Heart trembling Quran recitation by Syed Sadaqat Ali
Kamis, 16 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar