SURAT AL-LAHAB DAN AL-KAFIRUN
Pelajaran 1 disini filenya
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Membaca surat al-Lahab dan al-Kafirun dengan lancar
2. Mengartikan surat al-Lahab dan al-Kafirun dengan lancar
A. Membaca Surat al-Lahab dan al-Kafirun
Sebelum membaca al-Qur’an, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui :
1. Berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca al-Qur’an.
2. Bacalah dengan khusyu, tartil dan fasih sesuai dengan tajwid.
3. Surat al-Lahab dan al-Kafirun tergolong surat Makkiyah, karena diturunkan di kota Mekkah.
4. Jumlah ayat surat al-Lahab ialah 5 ayat, sedangkan surat al-Kafirun ialah 6 ayat.
5. Al-Lahab artinya gejolak api, sedangkan al-Kafirun artinya orang-orang kafir.
6. Awali membaca al-Qur’an dengan ta’awudz dan basmalah.
Baca dan hafalkanlah surat al-Lahab dan al-Kafirun di bawah ini dengan bacaan yang baik dan benar.
1. Bacaan Surat al-Lahab
A’uudzu billaahi minas syaithaanir rajiim
1. Tabbat yadaa abii lahabiw watabb
2. Maa aghnaa anhu maa luhuu wa maa kasab
3. Sayashlaa naaran dzaata lahab
4. Wamra atuhuu hammaa latal hatab
5. Fii jiidihaa hablum mim masad
2. Bacaan Surat al-Kafirun
A’uudzu billaahi minas syaithaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
1. Qul yaa ayyuhal kaafiruun
2. Laa a’budu maa ta’buduun
3. Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud
4. Walaa ana ‘aabidum maa ‘abattum
5. Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud
6. Lakum diinukum waliyadiin.
B. Mengartikan Surat al-Lahab dan al-Kafirun
Mengartikan al-Qur’an sangat penting untuk kita pelajari, sebab dengan mengetahui arti ayat al-Qur’an maka kita akan mengetahui serta memahami makna yang terkandung dalam ayat yang kita baca.
Berikut terjemahan arti dari surat al-Lahab dan al-Kafirun :
1. Arti Surat al-Lahab
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia
2. Harta bendanya dan apa yang diusahakan tidak berguna bagi dirinya
3. Ia akan masuk api yang menyala-nyala
4. (Demikian pula) istrinya pembawa kayu bakar
5. Yang dilehernya ada tali dari sabut.
Surat al-Lahab menempati urutan ke-111 dalam al-Qur’an, berjumlah 5 ayat, dan diturunkan sesudah surat al-Fath. Nama surat al-Lahab diambil dari kata “Lahab” yang artinya nyala atau gejolak api yang terdapat pada ayat ketiga surat tersebut. Surat al-Lahab disebut juga dengan nama surat al-Masad.
Isi pokok surat al-Lahab menceritakan tentang Abu Lahab dan istrinya yang selalu menentang ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa mereka berdua akan celaka, yakni akan dimasukkan Allah swt ke dalam api neraka yang panas apinya bergejolak. Segala harta benda dan apapun yang diusahakan keduanya tidak berguna untuk menyelamatkan mereka dari adzab Allah swt.
Khusus pada ayat keempat yang artinya “pembawa kayu bakar” dalam bahasa Arab mengandung kiasan yang artinya penyebar fitnah. Maksudnya istri Abu Lahab adalah tipe wanita yang kian kemari sibuk menyebarkan fitnah kepada semua orang untuk menjelek-jelekkan Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin.
2. Arti Surat al-Kafirun
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Katakanlah, hai orang-orang kafir
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.
Surat al-Kafirun menempati urutan ke-109 dalam susunan al-Qur’an, berjumlah 6 ayat dan diturunkan sesudah surat al-Ma’un. Surat al-Kafirun merupakan penegasan bahwa Rasulullah saw tidak akan mengikuti agama orang kafir, sekaligus sebagai isyarat tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka mempengaruhi Nabi Muhammad saw agar meninggalkan dakwahnya.
Pada mulanya orang-orang kafir Mekkah menawarkan dan mengajak Nabi Muhammad saw dan para pengikutnya untuk menyembah Tuhan mereka (berhala), serta mereka berjanji akan melakukan hal yang sama, yakni menyembah Tuhannya ummat Islam. Akan tetapi ajakan mereka langsung ditolak dengan tegas oleh Nabi Muhammad saw melalui surat ini.
Pada ayat terakhir ditegaskan bahwa untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku, sehingga habislah harapan mereka dalam usaha mempengaruhi Nabi saw dan para pengikutnya.
C. Hadits Tentang Persaudaraan Muslim
Rangkuman
1. Surat al-Lahab dan al-Kafirun keduanya tergolong surat Makkiyah.
2. Surat al-Lahab terdiri atas 5 ayat, sedangkan al-Kafirun ada 6 ayat.
3. Al-Lahab artinya nyala atau gejolak api, sedang al-Kafirun artinya orang-orang kafir.
4. Nama surat al-Lahab terdapat pada akhir ayat ketiga, sedangkan surat al-Kafirun pada akhir ayat pertama.
5. Kandungan surat al-Lahab berisi tentang kisah Abu Lahab dan istrinya yang menentang ajaran Islam dan berusaha menghalang-halangi dakwah Nabi saw.
6. Kandungan surat al-Kafirun berisi tentang kisah orang-orang kafir yang berusaha untuk menawarkan dan mengajak Nabi Muhammad saw untuk menyembah Tuhan mereka, dan mereka akan menyembah Tuhan yang disembah ummat Islam.
7. Ketegasan Nabi Muhammad saw dalam menolak segala sesembahan selain Allah swt.
8. Sebelum membaca al-Qur’an biasakan berwudhu terlebih dahulu, dan awali bacaan al-Qur’an dengan membaca ta’awudz dan basmalah.
KITAB-KITAB ALLAH
Pelajaran 2
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menyebutkan kitab-kitab Allah swt dan Rasul-rasul yang menerimanya
2. Mengetahui kandungan beriman kepada kitab-kitab Allah swt
3. Menjelaskan faedah beriman kepada kitab-kitab Allah swt
A. Menyebutkan Nama-nama Kitab Allah swt
Kitab suci adalah kumpulan wahyu atau firman Allah swt yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sesuai kehendak-Nya. Tujuan Allah swt menurunkan kitab suci adalah agar dapat dijadikan pedoman hidup bagi ummat manusia agar selamat di dunia dan akhirat.
Secara umum isi kandungan kitab-kitab yang diturunkan Allah swt kepada para Nabi dan Rasul adalah :
1. Perintah untuk mentauhidkan (mengesakan) Allah swt.
2. Aturan yang baik dan buruk dalam kehidupan manusia.
3. Peristiwa masa lalu untuk dijadikan ibrah (pelajaran).
4. Peringatan dan kabar gembira.
Sebagai seorang muslim kita wajib mengimani kitab-kitab yang Allah swt turunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Adapun kitab-kitab yang Allah swt turunkan terdiri dari shuhuf (lembaran-lembaran suci) dan empat buah kitab suci, yaitu sebagai berikut :
1. Shuhuf artinya lembaran-lembaran suci, yaitu lembaran-lembaran yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa ‘alaihimassalam.
2. Zabur artinya puji-pujian, yaitu kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Daud as.
3. Taurat artinya perjanjian lama, yaitu kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Musa as.
4. Injil artinya perjanjian baru, yaitu kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa as.
5. Al-Qur’an artinya bacaan, yaitu kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Untuk mempermudah menghafal nama-nama kitab tersebut di atas, bisa dihafal dengan cara menyingkatnya dengan kata-kata :
ZA = Zabur
TA = Taurat
IN = Injil
QU = Qur’an
Kitab suci diturunkan Allah swt kepada para Nabi dan Rasul sebagai bukti bahwa mereka adalah benar sebagai Nabi dan Rasul Allah swt. Kitab-kitab suci tersebut diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sesuai dengan kondisi dan situasi pada saat itu, hanya al-Qur’an saja sebagai kitab suci terakhir yang bisa digunakan sepanjang masa sampai hari akhir, sebab al-Qur’an adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Berikut ini nama-nama kitab suci Allah swt yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya :
1. Shuhuf
Kumpulan wahyu Allah swt yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as dan Musa as yang berupa lembaran-lembaran suci.
2. Kitab Zabur
Kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Daud as yang berisi tentang do’a dan pujian kepada Tuhan (Mazmur) tentang segala nikmat yang dianugerahkan Allah swt kepada hamba-hamba-Nya.
3. Kitab Taurat
Taurat artinya syari’at atau hukum. Kitab Taurat merupakan kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Musa as yang berisi sepuluh firman atau hukum Allah swt, di antaranya mengakui keesaan Allah swt, larangan menyembah berhala, larangan menyebut nama Allah swt dengan sia-sia, memulyakan hari Sabtu, menghormati Ibu, dan larangan menguasai milik orang lain.
4. Kitab Injil
Kata Injil berasal dari bahasa Yunani artinya kabar gembira, maksudnya Nabi Isa as menggembirakan ummatnya dengan berita akan datangnya nabi akhir zaman, yakni Nabi Muhammad saw.
Kitab Injil berisi firman-firman Allah swt yang mengajarkan kebersihan jiwa raga dari nafsu dunia, maksudnya ajaran yang bersifat zuhud atau tidak mengutamakan urusan dunia.
5. Kitab Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang Allah swt turunkan kepada nabi akhir zaman, yakni Nabi Muhammad saw untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya.
Al-Qur’an secara bahasa artinya bacaan, sedangkan secara istilah adalah kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada Nabi Muhammad saw sebagai pedoman hidup dan membacanya merupakan ibadah.
Kitab suci al-Qur’an berisi tentang aqidah, akhlak, ibadah, syariat, muamalah, seruan, peringatan dan kabar gembira, serta perintah dan larangan.
B. Mengetahui Kandungan Beriman kepada Kitab-kitab Allah swt
Al-Qur’an diturunkan pertama kali ketika Nabi saw sedang berkhalwat (mengasingkan diri) di Gua Hira yang berada di Bukit Jabal Nur di luar kota Mekkah. Surat yang pertama kali turun ialah surat al-‘Alaq ayat 1-5 pada bulan Ramadhan atau sekitar bulan Agustus 610 M. Diturunkan oleh Malaikat Jibril as yang datang sambil memeluk Nabi Muhammad saw seraya mengajarkan Nabi untuk mengikuti apa yang diucapkannya dari Rabbnya.
Firman Allah swt :
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-‘Alaq : 1-5)
Dengan diterimanya wahyu pertama, maka resmilah beliau menjadi seorang Rasul, sebab wahyu yang pertama sebagai pertanda kenabiannya.
Adapun isi kandungan al-Qur’an meliputi :
1. Aqidah, tentang ketauhidan atau keimanan kepada Allah swt.
2. Ibadah, tentang cara-cara ibadah atau pengabdian kepada Allah swt.
3. Syari’ah, tentang hukum-hukum Allah swt.
4. Muamalah, tentang hubungan manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
5. Akhlak, tentang tata cara bagaimana seorang Muslim bersikap, bertingkah laku, dan berbuat dalam kehidupan di dunia.
6. Peringatan, kabar gembira, seruan, dan larangan.
Al-Qur’an merupakan pokok atau sumber utama aturan dalam ajaran Islam. Al-Qur’an merupakan sumber hukum dari segala hukum yang berlaku dalam agama Islam. Maka kita semua wajib mengimaninya, salah satu di antaranya dengan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa nama lain al-Qur’an di antaranya :
1. Al-Huda, artinya petunjuk ke jalan yang lurus.
2. Al-Kitab, artinya kitab yang berisi firman Allah swt.
3. Al-Furqan, artinya pembeda antara yang baik dan buruk.
4. Al-Bayan, artinya yang menjelaskan segala persoalan.
5. Az-Zikru, artinya peringatan.
6. Al-Karim, artinya yang mulia.
C. Faedah Beriman kepada Kitab-kitab Allah
Sebagaimana diketahui bahwa beriman kepada kitab-kitab Allah swt yang telah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya merupakan suatu kewajiban sebagai seorang muslim, karena beriman kepada kitab-kitab Allah swt adalah rukun iman yang ketiga.
Beriman kepada kitab-kitab-Nya dapat menambah ketaqwaan kita kepada Allah swt, di antaranya :
1. Kita mengimani bahwa Allah swt telah menurunkan kitab-kitabNya kepada para Nabi dan Rasul.
2. Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah swt menjadi pedoman bagi orang hidup yang berusaha mengamalkannya.
3. Para Rasul mengajarkan kebenaran dan membersihkan ummat mereka dari berbagai bentuk kesyirikkan dengan kitab-kitab yang Allah swt turunkan.
Iman kepada kitab-kitab mengandung empat unsur :
1. Mengimani bahwa benar-benar diturunkan dari Allah swt.
2. Mengenali kitab-kitab yang sudah kita kenali nama-namanya.
3. Membenarkan semua beritanya yang benar.
4. Mengerjakan seluruh hukum yang belum di nasakh (dihapus).
Firman Allah swt :
Artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain. (QS. al-Maidah : 48)
Adapun buah iman kepada kitab-kitab Allah swt sebagai berikut :
1. Mengetahui perhatian Allah swt terhadap hamba-hambaNya sehingga menurunkan kitab yang menjadi hidayah bagi setiap kaum.
2. Mengetahui hikmah Allah swt dalam syara’atau hukumNya, sehingga menetapkan hukum yang sesuai dengan tingkah laku setiap ummat, seperti firman Allah swt :
Artinya : ...untuk tiap-tiap ummat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (QS. al-Maidah : 48)
3. Mensyukuri nikmat Allah swt.
Rangkuman
1. Kitab suci adalah kumpulan wahyu / firman Allah swt.
2. Secara umum kitab suci berisi seruan tentang : keesaan Allah swt, peraturan yang baik dan buruk, cerita masa lalu, dan peringatan.
3. Ada empat kitab suci Allah swt yang wajib diimani, yaitu : Zabur, Taurat, Injil, dan al-Qur’an.
4. Nama lain al-Qur’an diantaranya : al-Huda, al-Kitab, al-Furqan, al-Bayan, az-Zikru, dan al-Karim.
5. Kemurnian dan kesucian al-Qur’an akan tetap terjaga hingga akhir zaman.
6. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5, sedangkan wahyu terakhir yang diterima Nabi Muhammad saw adalah surat al-Maidah ayat 3.
7. Beriman kepada kitab-kitab Allah swt merupakan rukun iman yang ketiga, sehingga setiap muslim wajib mengimaninya.
KISAH RASUL-RASUL ULUL AZMI
Pelajaran 3
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menceritakan kisah Nabi Nuh as
2. Menceritakan kisah Nabi Ibrahim as
3. Menceritakan kisah Nabi Musa as
4. Menceritakan kisah Nabi Isa as
5. Menceritakan kisah Nabi Muhammad saw.
A. Menceritakan Kisah Nabi Nuh as
B. Menceritakan kisah Nabi Ibrahim as
C. Menceritakan kisah Nabi Musa as
Nabi Musa as dilahirkan di negeri Mesir pada zaman pemerintahan Raja Fir’aun. Fir’aun adalah seorang raja kafir, sangat kejam dan zhalim, bahkan menganggap dirinya sebagai Tuhan penguasa alam.
Syahdan, pada suatu malam Fir’aun bermimpi bahwa mahkota yang dipakainya hilang. Fir’aun lalu memanggil semua ahli nujum untuk dapat menakwilkan mimpinya. Dari keterangan ahli nujum meramalkan bahwa pada suatu saat kekuasaan raja terancam, maka Fir’aun memerintahkan kepada bala tentaranya agar setiap bayi laki-laki yang lahir di negerinya harus dibunuh.
Ketika bayi laki-laki putra Imran dan Yukabad yang bernama Musa lahir dan telah berusia 3 bulan, maka Allah swt memberikan ilham kepada Yukabad agar bayinya disembunyikan dalam peti dan dihanyutkan ke sungai Nil. Dalam melaksanakan perintah tersebut ibunda Musa tidak boleh bersedih hati dan cemas, karena Allah swt menjamin akan mengembalikan bayinya dan kelak akan menjadi seorang nabi dan rasul Allah swt.
Selanjutnya, peti yang dihanyutkan itu ditemukan oleh istri Fir’aun yang bernama Asiah yang ketika itu sedang bersantai bersama dayangnya di tepi sungai Nil, bayi itu diambil dan dijadikan sebagai anak angkatnya.
Hampir saja bayi tersebut dibunuh oleh Fir’aun tetapi dicegah oleh istrinya, sebab ia tidak punya anak dan ia sangat sayang kepada bayi itu. Kejadian aneh yakni ketika bayi itu menangis, istri Fir’aun segera mencari seorang wanita untuk menyusukannya, namun setiap wanita yang disuruh tidak dapat menyusukannya. Akhirnya ada seorang ibu yang dapat menyusukannya dan ternyata ibu yang dapat menyusukannya adalah Yukabad ibunya sendiri.
Berikut kisah-kisah perjalanan Nabi Musa as :
1. Mukjizat Nabi Musa as
Sedikitnya ada 5 macam mukjizat yang diberikan Allah swt kepada Nabi Musa as, di antaranya sebagai berikut :
a. Atas perintah Allah swt tongkat yang dipukulkan Nabi Musa as ke Laut Merah, tiba-tiba laut membelah dan membentuk jalan raya. Nabi Musa as bersama kaumnya berhasil menyeberang ke lautan dan selamat dari kejaran tentara Fir’aun, sementara Fir’aun dan tentaranya tenggelam ditelan Laut Merah.
b. Sesuai keterangan surat al-A’raf ayat 160 bahwa tongkat yang dipukulkan Nabi Musa as ke sebuah batu dan dari batu besar itu memancarlah air.
c. Dalam surat al-A’raf ayat 107, 117-120 diterangkan bahwa tongkat Nabi Musa as yang dilemparkan berubah menjadi ular besar yang menelan ribuan ular-ular kecil yang dibikin oleh tukang sihir Fir’aun.
Firman Allah swt :
Artinya : Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar. (QS. al-A’raf : 107)
d. Atas kehendak Allah swt gunung Sinai mampu diangkat oleh Nabi Musa as.
e. Dikirimnya belalang, kutu, katak, dan darah ke tengah-tengah kaum Raja Fir’aun.
2. Nabi Musa as dengan Bani Israil
Nabi Musa as dan pengikutnya menyeberangi lautan yang telah terbelah menjadi jalan raya, Fir’aun dan tentaranya mengejar mengikuti jalan raya itu. Namun setelah mereka berada di tengah-tengah jalan raya itu, tiba-tiba laut yang terbelah itu berubah kembali menyatu dan akhirnya tenggelamlah Fir’aun dan semua bala tentaranya. Sementara atas izin Allah swt Nabi Musa as dan pengikutnya berhasil selamat menyeberangi Laut Merah.
3. Nabi Musa as dengan lembu betina
Dikisahkan pada suatu hari telah terjadi pembunuhan karena harta pusaka, tidak diketahui siapa pelakunya. Nabi Musa as memerintahkan untuk menyembelih seekor lembu betina, setelah lembu itu disembelih dan diambil ekornya, lalu dipukulkan pada mayat. Atas izin Allah swt mayat itu hidup kembali dan berkata : yang membunuh aku adalah anakku sendiri. Setelah mayat itu berbicara akhirnya mati kembali.
Firman Allah swt :
Artinya : Lalu Kami berkata : pukullah mayat itu dengan sebagian dari anggota sapi betina itu. Demikianlah Allah swt menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti. (QS. al-Baqarah : 73)
4. Nabi Musa as dengan Khidir as
Sehebat apapun Nabi Musa as beliau juga seorang manusia yang tentunya juga punya kekurangan atau kelemahan, untuk itu Allah swt memerintahkan agar beliau menemui seorang hamba Allah swt yang shaleh sekaligus hamba yang dikaruniai lautan ilmu.
Setelah sekian lama dalam pencarian, akhirnya Nabi Musa as bertemu dengan seorang hamba yang dimaksud, hamba mulia tersebut tiada lain adalah Khidir as. Ada yang berpendapat bahwa beliau adalah seorang nabi, namun ada juga yang berpendapat bahwa beliau bukan nabi tetapi seorang hamba shaleh yang dikaruniai begitu banyak ilmu dari Allah swt.
Ketika Nabi Musa as telah mengemukakan maksud dan tujuan untuk berguru kepada beliau, maka Khidir as berpesan kepada Nabi Musa as agar tidak menanyakan segala perbuatan yang dilakukannya sebelum waktunya beliau menerangkan dan menjelaskan.
Adapun perbuatan-perbuatan Khidir as yang dipesan supaya jangan ditanyakan sebelum dijelaskan adalah sebagai berikut :
a. Pertama, Khidir as mengambil beberapa papan geladak kapal yang sedang ditumpangi, kemudian melubangi kapal itu. Nabi Musa as keheranan dan bertanya : Mengapa engkau lubangi kapal itu, hai Khidir ? Khidir as tidak menjawab dan berkata : Bukankah sudah kukatakan bahwa engkau tidak akan sabar mengikuti aku ?
b. Kedua, Khidir as membunuh seorang anak kecil. Kembali Nabi Musa as dibuat heran, bahkan ini dianggap perbuatan mungkar, lalu bertanya : Mengapa engkau bunuh anak yang masih suci tanpa dosa, hai Khidir ? Khidir as berkata : Bukankah sudah kukatakan bahwa engkau tidak akan sabar bersamaku ?
c. Ketiga, Khidir as mengajak Nabi Musa as untuk menegakkan dinding, memperbaiki sebuah bangunan yang telah roboh, sedang beliau tidak meminta upah. Nabi Musa as semakin heran dan bertanya : Mengapa engkau tidak mau meminta upah memperbaiki bangunan rusak itu, hai Khidir ? Setelah tiga kali Nabi Musa as melanggar janjinya untuk tidak menanyakan perbuatan yang dilakukan Khidir as sebelum beliau menjelaskan dan menerangkannya, akhirnya Khidir as pergi dan meninggalkan Nabi Musa as.
Namun sebelum berpisah Khidir as sempat menjelaskan maksud dan tujuan melakukan tindakan-tindakan itu, yakni :
a. Perbuatan pertama, karena di negeri itu ada raja yang suka merampas kapal milik rakyat. Kapal yang dilubangi adalah milik orang yang sangat miskin dan merupakan kapal satu-satunya yang bisa dijadikan sumber penghasilan bagi keluarganya, karena itu kapal dilubangi agar tidak dirampas oleh raja yang zhalim itu.
b. Perbuatan kedua, karena anak kecil itu kelak akan membuat fitnah bagi kedua orang tuanya apabila dia sudah dewasa.
c. Perbuatan ketiga, karena bangunan itu milik anak yatim. Di bawah rumah tersebut tersimpan harta pusaka yang banyak agar kelak ia dapat mengambil harta pusakanya di bawah tembok yang diperbaiki itu.
Semua yang dilakukan Khidir as bukan atas kemauan dan kehendak sendiri, melainkan tuntunan wahyu Allah swt. Hal itu agar menjadi pelajaran yang berharga bagi ummat Nabi Musa as kelak.
Untuk kesempurnaan tugasnya sebagai seorang Rasul, Nabi Musa as melanjutkan perjalanan ke Bukit Sina, dimana setelah 40 malam beliau di bukit itu, akhirnya beliau menerima kitab suci Taurat. Selama kepergian beliau ummatnya banyak yang murtad, padahal beliau sudah meminta bantuan kepada saudaranya yaitu Nabi Harun as.
Sebagian ummatnya menyembah patung anak sapi dari emas yang dapat berbicara. Patung tersebut adalah hasil karya pematung bernama Samiri, yang akhirnya berhasil diusir oleh Nabi Musa as.
D. Menceritakan kisah Nabi Isa as
1. Ibunda Nabi Isa as
Ibunda Nabi Isa as bernama Maryam, beliau adalah seorang wanita yang suci dan mulia hatinya. Maryam adalah putri dari pasangan Imran dan Hannah, suatu pasangan keluarga terkemuka dari kalangan Bani Israil di negeri Palestina.
Sudah sekian lama pasangan Imran dan Hannah belum dikaruniai seorang anak, padahal segala macam usaha dan do’a sudah dilakukannya. Akhirnya Allah swt mengabulkan do’a keduanya, dan Hanna pun hamil. Imran bernazar kepada Allah swt jika istrinya melahirkan anak, maka anaknya akan mengabdi di Baitul Makdis, yaitu sebuah tempat suci orang Palestina.
Anak yang terlahir seorang perempuan dan diberi nama Maryam. Sejak kecil Maryam sudah menjadi anak yang taat dan patuh kepada kedua orang tuanya, rajin beribadah, dan halus budi bahasanya. Setelah ayahnya wafat, Maryam dipelihara oleh pamannya bernama Zakariya, seorang nabi bagi kaum Bani Israil. Sesuai nazar ayahnya, Maryam ditempatkan di ruangan khusus di Baitul Makdis untuk beribadah, bermunajat dan berkhalwat.
Pernah di suatu saat Nabi Zakaria as menjumpai di tempat mihrab Maryam ada banyak buah-buahan yang pada masa itu bukan musim berbuah, itulah hidangan yang Allah swt turunkan dari langit.
2. Kelahiran Nabi Isa as
Suatu saat datanglah Malaikat Jibril as yang menjelma menjadi manusia, seraya mengabarkan kepada Maryam bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki. Maryam bertanya kepada Malaikat Jibril as : Bagaimana mungkin aku bisa memperoleh seorang anak, sedang aku belum pernah tersentuh seorang laki-laki dan aku bukanlah seorang wanita yang jahat ? Malaikat Jibril as menjawab : Ini adalah kehendak Tuhanmu, dan bagiNya hal itu adalah sangat mudah, karena tidak ada sesuatu yang mustahil dalam kekuasaanNya. Allah swt telah mentakdirkan itu untuk dijadikannya suatu tanda kebesaran dan kekuasaanNya, serta sebagai rahmat bagi manusia dan hamba-hambaNya.
Benar saja akhirnya Maryam mengandung, dan ketika kandungannya telah mencapai 9 bulan, Maryam pergi meninggalkan desanya untuk menghindari fitnah. Di bawah pohon kurma di daerah Betlehem Maryam beristirahat dan disitulah Nabi Isa as dilahirkan.
Berita tentang Maryam melahirkan terdengar oleh seluruh penduduk Palestina, yang kemudian mereka marah dan bertanya : Hai Maryam, dari siapa engkau peroleh anak ini ? Maryam diam membisu dan atas kekuasaan Allah swt justru bayinya yang menjelaskan : Sesungguhnya aku ini hamba Allah swt. Allah swt akan memberikan kepadaku sebuah kitab Injil dan menjadikan aku seorang nabi dan rasul. Aku diwasiatkan oleh Allah swt untuk mendirikan shalat, membayar zakat, berbakti kepa ibuku, dan aku tidak dijadikan orang yang sombong dan celaka.
Firman Allah swt :
Artinya : Berkata Isa as : Sesungguhnya aku ini hamba Allah swt. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi, serta menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat, dan menunaikan zakat selama aku hidup, berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (QS. Maryam : 30-32)
3. Mukjizat Nabi Isa as
Di antara mukjizat yang Allah swt berikan kepada Nabi Isa as yaitu :
a. Salah satu manusia yang dikaruniai Allah swt dapat berbicara ketika masih bayi.
b. Membuat burung dari tanah, kemudian burung itu hidup dan terbang.
c. Dapat menghidupkan kembali orang yang sudah mati.
d. Dapat menyembuhkan orang buta sehingga dapat melihat kembali.
e. Dapat menyembuhkan penyakit lepra atau kulit.
f. Dapat menurunkan makanan dan hidangan dari langit.
4. Ajaran Nabi Isa as
Nabi Isa as diangkat menjadi nabi dan rasul pada usia 30 tahun. Adapun di antara ajaran yang menjadi tugas baginya yaitu :
a. Mengajarkan tauhid kepada ummatnya yakni Bani Israil.
b. Mengajak kaumnya beriman kepada Allah swt.
c. Mengajarkan agar senantiasa berbuat baik.
d. Menyuruh agar menjahui perbuatan jahat dan maksiat.
e. Mengembalikan Bani Israil agar kembali ke jalan yang benar.
Nabi Isa as sempat dikejar-kejar hendak dibunuh oleh raja yang tidak suka kepada dakwahnya, namun Allah swt berkehendak lain dengan mengangkat Nabi Isa as ke langit, dan menggantikannya dengan seorang laki-laki yang wajah dan tubuhnya sangat mirip dengan Nabi Isa as. Laki-laki tersebut bernama Yahuza, salah seorang murid Nabi Isa as yang berkhianat.
Firman Allah swt :
Artinya : Tetapi Allah swt telah mengangkat Nabi Isa as kepadaNya, dan Allah swt Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. an-Nisa : 158)
E. Menceritakan kisah Nabi Muhammad saw.
Rangkuman
1. Ulul Azmi artinya ketabahan luar biasa yang dimiliki oleh para rasul dalam menegakkan agama Allah swt.
2. Rasul yang termasuk ke dalam ulul azmi ada 5, yaitu Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad saw.
3. Jumlah nabi itu pada dasarnya ada ribuan, namun yang wajib diketahui ada 25 nabi, sedangkan di antara 25 nabi tersebut terseleksi 5 yang terbaik yang tergabung dalam rasul-rasul ulul azmi.
4.
AKHLAK TERPUJI
Pelajaran 4
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Meneladani akhlak Nabi Nuh as
2. Meneladani akhlak Nabi Ibrahim as
3. Meneladani akhlak Nabi Musa as
4. Meneladani akhlak Nabi Isa as
5. Meneladani akhlak Nabi Muhammad saw
A. Meneladani Akhlak Nabi Nuh as
B. Meneladani Akhlak Nabi Ibrahim as
C. Meneladani Akhlak Nabi Musa as
Sebagai seorang hamba dan rasul Allah swt, Nabi Musa as sangat masyhur pada zamannya. Hal itu terbukti sejak lahir sudah membuat gempar seluruh negeri Mesir. Berikut beberapa peristiwa yang dapat dijadikan keteladanan tentang perilaku Nabi Musa as :
1. Seorang bayi yang dimasukan ke dalam peti dan dihanyutkan ke sungai Nil ternyata masih selamat,ini termasuk peristiwa langka yang tanpa perlindungan dari Allah swt mustahil akan selamat.
2. Di saat raja Fir’aun sangat cemas terhadap kelahiran bayi laki-laki di negerinya dengan memerintahkan supaya dibunuh, namun justru bayi Musa as ditemukan dan diasuh oleh istri beliau sendiri yakni Asiah, bahkan menjadi anak angkatnya, ini menunjukan kebesaran Allah swt.
3. Dalam kehidupan di keluarga istana yang penuh dengan kemewahan, namun Nabi Musa as tidak berlaku sombong dan angkuh, justru ia tumbuh menjadi seorang yang mulia dan agung, serta beliau akan menjadi seorang besar yang mampu menghancurkan Fir’aun dan kerajaannya, sungguh Allah swt Maha Kuasa atas segala sesuatu.
4. Sekalipun Nabi Musa as adalah seorang nabi yang dikaruniai ilmu yang sangat luas namun beliau tidak takabur, hal ini dapat dibuktikan dengan 2 peristiwa, yaitu :
a. Nabi Musa as mampu menunjukan siapa pelaku pembunuhan yang terjadi atas keluarga yang memperebutkan harta pusaka.
Firman Allah swt :
Artinya : Lalu Kami berkata : pukullah mayat itu dengan sebagian dari anggota sapi betina itu. Demikianlah Allah swt menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti. (QS. al-Baqarah : 73)
b. Nabi Musa as tetap rendah hati dan patuh terhadap perintah Allah swt supaya mau berguru kepada Khidir as yang dikaruniai ilmu yang lebih banyak dari ilmu Nabi Musa as, hal itu agar ia menjadi orang yang sabar dan tawakkal kepada Allah swt.
Firman Allah swt :
Artinya : Katakanlah, jika sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula. (QS. al-Kahfi : 109)
D. Meneladani Akhlak Nabi Isa as
Kelahiran Nabi Isa as tanpa kehadiran seorang ayah merupakan kebesaran Allah swt yang telah ditunjukan kepada hamba-hambaNya. Nabi Isa as dikenal sebagai seorang yang sangat kuat pendiriannya, hal ini dibuktikan dengan peristiwa yang menimpa dirinya ketika ia dikepung dan dikejar-kejar oleh orang kafir dari Bani Israil untuk membunuhnya.
Disebutkan di dalam al-Qur’an bahwa kaum kafir Bani Israil telah membunuh orang yang diserupakan oleh Allah swt mirip dengan Nabi Isa as. Jadi sesungguhnya Nabi Isa as tidak ditangkap dan disalib, tetapi diangkat dan diselamatkan oleh Allah swt.
Firman Allah swt :
Artinya : Tetapi (yang sebenarnya) Allah swt telah mengangkat Nabi Isa as kepadaNya, dan Allah swt Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. an-Nisa : 158)
Kaum Bani Israil sendiri meragukan penangkapan dan pembunuhan terhadap Nabi Isa as karena beberapa sebab, yaitu :
1. Jika yang dibunuh itu Nabi Isa as, lalu kemana Yahuza yang telah mengkhianati Nabi Isa as ?
2. Jika yang dibunuh itu Yahuza, lalu kemana Nabi Isa as ?
Atas kesabaran dan ketabahan hatinya bahwa dirinya bukan Tuhan tetapi manusia biasa, akhirnya Allah swt menyelamatkan Nabi Isa as dari upaya pembunuhan dan penyaliban.
Firman Allah swt :
Artinya : Dan Kami angkat ia ke tempat yang tinggi. (QS. Maryam : 57)
Sebagai seorang Muslim kita wajib meneladani sikap teguh hati atau kuat dalam pendirian sebagaimana yang dimiliki Nabi Isa as.
E. Meneladani Akhlak Nabi Muhammad saw
Rangkuman
1. Sebagai seorang muslim kita wajib meneladani sikap terpuji dari para nabi dan rasul, khususnya para rasul yang tergabung dalam ulul azmi.
2. Rasul-rasul yang termasuk ulul azmi yaitu Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Muhammad saw.
3.
PUASA RAMADHAN
Pelajaran 5
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menyebutkan syarat puasa
2. Menyebutkan rukun puasa
3. Menyebutkan pembatal-pembatal puasa
4. Menyebutkan amalan sunnah puasa
5. Melaksanakan shalat tarawih dan tadarrus al-Qur’an
Puasa ialah menahan diri dari makan,minum, dan hawa nafsu dari terbit fajar yang kedua sampai terbenamnya matahari. Salah satu kewajiban yang Allah swt perintahkankan kepada orang-orang beriman ialah ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
Firman Allah swt :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. al-Baqarah : 183)
A. Syarat-syarat dalam Puasa
Agar dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan tidak terjadi kesalahan-kesalahan, maka alangkah baiknya kita wajib mengetahui beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi agar puasa kita diterima oleh Allah swt.
Adapun syarat-syarat dalam puasa terbagi menjadi dua, yakni syarat wajib dan syarat sah.
1. Syarat wajib puasa
a. Seorang Muslim, tidak ada kewajiban puasa orang kafir sebelum masuk Islam.
b. Berakal sehat, tidak ada kewajiban puasa orang gila sampai kembali berakal sehat atau normal.
c. Kuat atau mampu, tidak ada kewajiban puasa orang sakit berat sampai sembuh.
d. Sudah baligh (dewasa), tidak ada kewajiban puasa anak kecil sebelum dapat membedakan (yang baik dengan yang buruk).
2. Syarat sah puasa
a. Beragama Islam, tidak sah puasa orang kafir sebelum masuk Islam.
b. Berakal, tidak sah puasa orang gila sampai kembali berakal.
c. Tamyiz, tidak sah puasa anak kecil sebelum dapat membedakan (yang baik dengan yang buruk).
d. Suci dari haid dan nifas, tidak sah puasa wanita haid dan nifas, sebelum berhenti dari haid dan suci dari nifas.
e. Pada waktu yang diperbolehkan berpuasa
f. Niat, harus di malam hari untuk setiap hari dalam puasa wajib.
Sabda Nabi saw :
Artinya : Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, An-Nasai dan at-Tirmidzi).
Hadits di atas menunjukan bahwa puasa tidak sah apabila tidak niat pada malam harinya, yaitu dengan meniatkan puasa di salah satu bagian malam.
B. Rukun-rukun Puasa
Sebagaimana puasa mempunyai syarat-syarat tertentu, maka puasa juga mempunya beberapa rukun yang harus dipenuhi agar puasanya dapat diterima oleh Allah swt.
Adapun rukun-rukun puasa sebagai berikut :
1. Berniat pada malam harinya, artinya tidak sah puasa wajib seseorang apabila tidak berniat di malam harinya.
Sabda Rasulullah saw :
Artinya : Sesungguhnya Nabi saw bersabda, barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, An-Nasai dan at-Tirmidzi)
2. Menahan diri dari makan dan minum, serta semua yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
C. Pembatal-pembatal Puasa
Di dalam kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan sangat dianjurkan agar berhati-hati, karena apabila melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama maka dapat membatalkan puasa kita.
Kurang lebih ada delapan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, yaitu :
1. Makan dan minum dengan sengaja, namun jika dilakukan karena lupa maka tidak batal puasanya.
2. Jima’(bersetubuh) suami istri pada siang hari.
3. Memasukkan makanan ke dalam perut, termasuk dalam hal ini adalah suntikkan yang mengenyangkan dan transfusi darah bagi orang yang berpuasa.
4. Mengeluarkan mani dalam keadaan terjaga karena onani, bersentuhan, ciuman atau sebab lain dengan sengaja. Adapun keluar mani karena mimpi tidak membatalkan puasa karena keluarnya tanpa sengaja.
5. Keluarnya darah haid dan nifas. Manakala seorang wanita mendapati darah haid atau nifas maka batallah puasanya, baik pada pagi, siang, atau sore hari sebelum terbenam matahari.
6. Sengaja muntah, dengan mengeluarkan makanan atau minuman dari dalam perut melalui mulut.
Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw :
Artinya : Barangsiapa muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha, sedang barang siapa muntah dengan sengaja maka wajib qadha. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
7. Murtad dari Islam, karena perbuatan ini menghapuskan segala amal kebaikan.
Firman Allah swt :
Artinya : Seandainya mereka mempersekutukan Allah swt, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. al-An’am : 88)
8. Gila atau sakit ayan, yaitu lupa ingatan.
Tidak batal puasa seseorang yang melakukan sesuatu yang membatalkan puasa karena tidak tahu, lupa atau dipaksa. Demikian juga jika tenggorokannya kemasukan debu, lalat, atau air tanpa disengaja.
Jika wanita nifas telah suci sebelum sempurna empat puluh hari, maka hendaknya ia mandi, shalat, dan berpuasa.
D. Sunnah-sunnah Puasa
Pada bulan suci Ramadhan Allah swt begitu banyak memberikan pahala kepada ummat Islam, bahkan amalan sunnah yang dilakukan di bulan Ramadhan dinilai sebagai pahala amalan wajib di bulan yang lain. Untuk itu tentunya kita tidak akan menyia-nyiakan amalan-amalan sunnah di bulan yang mulia ini.
Berikut ini amalan-amalan sunnah di bulan suci Ramadhan, yaitu :
1. Mengakhirkan sahur sampai akhir waktu malam, selama tidak khawatir akan terbit fajar.
2. Segera berbuka puasa bila benar-benar matahari terbenam.
3. Memperbanyak amal kebaikan terutama menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya dengan berjama’ah, menunaikan zakat harta benda kepada orang-orang yang berhak menerimanya, memperbanyak shalat sunnah, sedekah, membaca al-Qur’an dan amal kebajikan lainnya.
4. Jika dicaci maki hendaknya mengucapkan : saya sedang berpuasa, dan jangan membalas mengejek orang yang mengejeknya, memaki orang yang memakinya, membalas kejahatan orang yang berbuat jahat kepadanya, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan agar mendapat pahala dan terhindar dari dosa.
5. Berdo’a ketika berbuka sesuai dengan yang diinginkan, seperti membaca do’a :
Artinya : Ya Allah hanya untukMu aku berpuasa, dengan rizkiMu aku berbuka, Maha Suci Engkau dan segala puji bagiMu. Ya Allah terimalah amalku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
6. Berbuka dengan kurma segar, jika tidak punya maka dengan kurma kering, dan jika tidak punya cukup dengan air.
7. Memberi makan untuk orang yang berbuka puasa.
E. Shalat Tarawih dan Tadarrus al-Qur’an
1. Shalat Tarawih
Shalat tarawih termasuk qiyam Ramadhan, karena itu hendaklah bersungguh-sungguh dan memperhatikannya, serta mengharapkan pahala dan balasannya dari Allah swt. Malam Ramadhan adalah kesempatan yang terbatas bilangannya, dan orang mukmin yang berakal akan memanfaatkannya dengan baik tanpa terlewatkan.
Jangan sampai meninggalkan shalat tarawih , agar dapat memperoleh pahala dan ganjarannya. Jangan pulang dari shalat tarawih sebelum imam selesai tarawih dan witir, agar mendapatkan pahala shalat malam semalam suntuk.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw :
Artinya : Barangsiapa mendirikan shalat malam bersama imam hingga selesai, dicatat baginya shalat semalam suntuk. (HR. Para penulis kitab sunan)
Shalat tarawih adalah sunnah, lebih utama dikerjakan dengan berjama’ah. Hal itu Masyhur dilakukan para sahabat dan diwarisi oleh ummat dari generasi ke generasi.
Shalat ini tidak ada batasannya, boleh 20 raka’at, 36 raka’at, 11 raka’at, atau 13 raka’at. Namun sesuai hadits yang lebih shahih alangkah baiknya jika kita shalat tarawih sebanyak 11 raka’at. Dalam shalat diminta supaya khusyu’, thu’maninah, dihayati dan membaca dengan pelan.
Nabi saw bersabda :
Artinya : Tiadalah Rasulullah saw menambah raka’at, baik di bulan Ramadhan atau di bulan lainnya lebih dari sebelas raka’at. (HR. al-Bukhari dan an-Nasa’i)
2. Tadarrus al-Qur’an
Ditekankan bagi seorang muslim yang mengharap rahmat Allah swt dan takut akan siksaNya untuk memperbanyak membaca al-Qur’anul karim pada setiap waktu, khususnya hari-hari di bulan suci Ramadhan. Al-Qur’anul karim adalah sebaik-baik kitab yang diturunkan kepada Rasul termulia dan untuk ummat yang terbaik, serta untuk agama yang paling sempurna.
Allah swt telah menjamin bagi siapa saja yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya, tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, sesuai firmanNya :
Artinya : Maka barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (QS. Thaha : 123)
Seorang muslim tidak boleh berpaling dari membaca al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya, karena bila kita berpaling maka akan terkena ancaman dari Allah swt, sebagaimana firmanNya :
Artinya : Barangsiapa berpaling dari al-Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa besar di hari kiamat. (QS. Thaha : 100)
Rangkuman
1. Ramadhan adalah bulan suci yang penuh berkah, rahmat, dan maghfirah (ampunan) dari Allah swt.
2. Shaum (puasa) ialah menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, serta segala yang membatalkannya dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
3. Tujuan utama diwajibkan berpuasa adalah agar kita bertaqwa kepada Allah swt sesuai surat al-Baqarah : 183.
4. Niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari dan letak niat itu di dalam hati.
5. Agar ibadah puasa kita sempurna dan diterima oleh Allah swt, maka setiap muslim wajib mengetahui syarat, rukun, pembatal-pembatal, sunnah-sunnah puasa, dll.
6. Di antara hikmah puasa yaitu : sebagai ungkapan rasa syukur, mendidik diri bersifat jujur dan amanah, ikhlas beribadah, menghindari perbuatan tercela, dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt.
7. Hendaknya di bulan suci Ramadhan banyak melakukan kebajikan, seperti sedekah, tadarrus al-Qur’an, amalan-amalan sunnah, qiyamul lail, dan menghindari segala perbuatan tercela dan maksiat.
SURAT AL-MA’UN DAN AL-FIL
Pelajaran 6
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Membaca surat al-Ma’un dan al-Fil dengan lancar.
2. Mengartikan surat al-Ma’un dan al-Fil dengan baik.
Sebagai seorang muslim kita dianjurkan membaca dan mempelajari al-Qur’an, serta bagi yang sudah mahir wajib mengajarkannya kepada orang lain. Rasulullah saw bersabda :
Artinya : Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya. (HR. al-Bukhari)
A. Membaca Surat al-Ma’un
Surat al-Ma’un terdiri atas 7 ayat, termasuk surat Makkiyah, dan diturunkan sesudah surat al-Kautsar, serta menempati urutan ke-107 dalam al-Qur’an. Nama surat al-Ma’un sendiri diambil dari ayat ketujuh yang artinya barang-barang yang berguna.
Isi kandungan surat al-Ma’un sendiri menceritakan tentang orang-orang yang hidupnya selalu bertentangan dan mendustakan agama. Tanda-tanda tersebut dijelaskan mulai ayat ke-2 sampai ke-7 sebagai berikut :
1. Menghardik anak yatim.
2. Tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin.
3. Lalai dalam shalatnya.
4. Berbuat riya.
5. Enggan memberi bantuan dengan barang-barang berguna.
Baca dan hafalkanlah surat al-Ma’un berikut ini !
A’uudzu billaahi minassyaithaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
1. Ara’aitalladzii yukadzdzibu biddiin
2. Fadzaalikalladzii yadu’ul yatiim
3. Walaa yahudhdhu ‘alaa tha’aamil miskiin
4. Fawailul lil mushalliin
5. Alladziinahum ‘an shalaatihim saahuun
6. Alladziinahum yuraa-uun
7. Wayamna’uunal maa’uun.
B. Membaca surat al-Fil
Surat al-Fil terdiri atas 5 ayat, termasuk surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat al-Kafirun, dan menempati urutan ke-105 dalam al-Qur’an. Nama surat al-Fil sendiri diambil dari ayat ke-1 yang berarti gajah.
Isi kandungan surat al-Fil menjelaskan tentang usaha dari orang-orang yang sombong dan bertindak sewenang-wenang, namun digagalkan oleh Allah swt hanya dengan mengirimkan burung Ababil. Orang yang dimaksud adalah raja Abrahah yang berasal dari Habsyi dan datang ke Mekkah hendak menghancurkan ka’bah.
Baca dan hafalkanlah surat al-Fil berikut ini !
A’uudzu billaahi minassyaithaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
1. Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi ashaabil fiil
2. Alam yaj’al kaidahum fii tadhliil
3. Wa arsala ‘alaihim thairan abaabiil
4. Tarmiihim bihijaaratim min sijjiil
5. Faja’alahum ka’asfim ma-kuul.
C. Mengartikan Surat al-Ma’un
Isi kandungan surat al-Ma’un ialah anjuran Allah swt kepada manusia agar saling menolong terhadap sesama dengan barang yang berguna.
Berikut arti ayat per-ayat dari surat al-Ma’un :
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah
1. Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ?
2. Itulah dia orang yang menghardik anak yatim
3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
4. Maka kecelakaanlah bagi orang yang shalat
5. (yaitu) orang yang lalai dalam shalatnya
6. Orang-orang yang berbuat riya
7. Dan enggan (menolong) dengan barang yang berguna.
D. Mengartikan surat al-Fil
Peristiwa turunnya surat al-Fil bertepatan dengan tahun kelahiran Muhammad, itulah sebabnya tahun kelahiran Nabi Muhammad saw disebut dengan tahun gajah.
Berikut arti ayat demi ayat surat al-Fil :
Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah ?
2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (menghancurkan ka’bah) sia-sia
3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong
4. Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar
5. Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat.
Batu panas dari neraka (sijjil) itu menghancurkan pasukan bergajah sehingga porak-poranda bagai daun dimakan ulat. Bersamaan dengan peristiwa tersebut lahirlah seorang utusan Allah swt yakni Nabi Muhammad saw yang akan menjadi manusia agung sebagai nabi akhir zaman.
Demikianlah Allah swt menghancurkan Abrahah dan pasukannya yang terkenal kuat, namun Allah swt berkuasa atas segala sesuatu.
Firman Allah swt :
Artinya : Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Baqarah : 20)
E. Hadits Tentang Menghormati yang Tua dan Menyayangi yang Muda
Rangkuman
1. Surat al-Ma’un dan al-Fil diturunkan di Mekkah sehingga tergolong surat Makkiyah.
2. Surat al-Ma’un berjumlah 7 ayat dan diturunkan sesudah surat al-Kautsar, sedang surat al-Fil berjumlah 5 ayat dan diturunkan sesudah surat al-Kafirun.
3. Nama surat al-Ma’un diambil dari ayat ke-7 yang artinya barang-barang yang berguna, sedang nama al-Fil diambil dari ayat ke-1 yang artinya gajah.
4. Surat al-Ma’un menceritakan tentang tanda-tanda orang yang mendustakan agamanya sekalipun ia mengerjakan shalat, sedang surat al-Fil menceritakan tentang usaha raja Abrahah yang hendak menghancurkan ka’bah dengan pasukan gajahnya namun digagalkan oleh Allah swt hanya dengan mengirimkan pasukan burung Ababil yang membawa batu panas dari neraka.
5. Segala perbuatan yang bermaksud riya, maka Allah swt tidak akan menerima amalannya.
6. Inti dari surat al-Ma’un adalah larangan untuk bersifat bakhil (pelit) kepada orang yang membutuhkan, sedang inti surat al-Fil adalah larangan untuk bersikap sombong dan sewenang-wenang karena Allah swt tidak akan membiarkannya.
IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH
Pelajaran 7
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menjelaskan perbedaan antara nabi dan rasul
2. Menjelaskan tugas utama para rasul
3. Menyebutkan kandungan beriman kepada para rasul
4. Menyebutkan faedah beriman kepada para rasul
A. Perbedaan antara Nabi dan Rasul
Setiap nabi belum tentu ia seorang rasul, namun sebaliknya setiap rasul pastilah ia seorang nabi. Nabi ialah seorang laki-laki yang menerima wahyu Allah swt untuk dirinya sendiri. Sedangkan rasul ialah seorang laki-laki yang menerima wahyu Allah swt untuk dirinya sendiri dan wajib menyampaikan kepada ummatnya.
Berdasarkan petunjuk al-Qur’an jumlah nabi dan rasul yang wajib kita imani ada 25 orang. Namun jumlah nabi yang sesungguhnya adalah puluhan ribu hingga tak terhitung banyaknya, hanya Allah swt saja yang tahu.
Adapun 25 nama nabi dan rasul yang disebutkan dalam al-Qur’an ialah sebagai berikut :
1. Adam as 11. Yusuf as 21. Yunus as
2. Idris as 12. Ayub as 22. Zakaria as
3. Nuh as 13. Zulkifli as 23. Yahya as
4. Hud as 14. Syu’aib as 24. Isa as
5. Sholeh as 15. Musa as 25. Muhammad saw.
6. Ibrahim as 16. Harun as
7. Luth as 17. Daud as
8. Ismail as 18. Sulaiman as
9. Ishak as 19. Ilyas as
10. Yakub as 20. Ilyasa as
B. Tugas Utama Para Rasul
Para rasul datang silih berganti membawa wahyu Allah swt untuk disampaikan kepada ummatnya. Tujuannya ialah agar manusia dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat, yakni terhindar dari kehidupan yang sesat dan selalu berada pada jalan yang diridhainya.
Firman Allah swt :
Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul untuk tiap-tiap ummat (untuk menyerukan), sembahlah Allah olehmu semua dan jauhilah thaghut (berhala atau setan). (QS. an-Nahl : 36)
Tugas para rasul begitu berat dan beresiko besar, namun sangat mulia dan terhormat. Jika diuraikan secara global, maka tugas utama para rasul adalah sebagai berikut :
1. Aqidah atau Tauhid
Maksudnya semua rasul bertugas untuk mengajarkan bahwa hanya Allah swt Tuhan yang wajib kita sembah dan kita imani, dengan slogan tauhid yang sangat terkenal : Laailaahaillallah.
2. Akhlak
Yaitu ajaran tentang moral atau etika bagi manusia agar dapat berperilaku terpuji, karena dengan akhlak terpuji ummat manusia dituntun menuju keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.
3. Ibadah
Yaitu ajaran tentang pengabdian hanya kepada Allah swt saja, artinya shalatnya, jalan hidupnya, hidup dan matinya hanya untuk Allah swt.
Dalam melaksanakan tugas yang amat berat tetapi sangat mulia itu, Allah swt membekali para rasul dengan beberapa sifat, yakni sifat wajib dan sifat mustahil bagi rasul.
Adapun uraian tentang sifat wajib dan mustahil bagi rasul ialah sebagai berikut :
Sifat wajib rasul
1. Shiddiq : benar
2. Amanah : Dapat dipercaya
3. Fathanah : Cerdas
4. Tabligh : Menyampaikan.
Sifat Mustahil rasul
1. Kidzib : Dusta
2. Khianat : Tidak dapat dipercaya
3. Baladah : Bodoh
4. Kitman : Menyembunyikan.
C. Kandungan Beriman kepada para Rasul
Iman kepada para rasul mengandung empat unsur yaitu :
1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barangsiapa mengingkari risalah mereka walaupun hanya seorang dari mereka, maka menurut para ulama ia telah kafir.
Allah swt berfirman :
Artinya : kaum Nuh telah mendustakan para rasul. (QS. asy-Syu’ara : 105)
Berdasarkan keterangan ayat di atas, Allah swt telah menjadikan mereka mendustakan semua rasul, padahal yang mereka dustakan hanya seorang rasul yakni Nabi Nuh as.
Oleh karena itu ummat nasrani juga telah mendustakan para rasul, karena mereka tidak beriman kepada kerasulan Muhammad saw.
2. Mengimani orang-orang yang sudah kita kenali nama-namanya yang tertulis di dalam al-Qur’an, yakni para nabi dan rasul yang berjumlah 25 orang. Terhadap para nabi dan rasul yang tidak kenal nama-namanya juga wajib kita imani keberadaan mereka.
Allah swt berfirman :
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu. Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. (QS. al-Mukmin : 78)
3. Membenarkan segala berita yang mereka sampaikan, baik yang nyata maupun yang abstrak.
4. Mengamalkan syari’at dari para nabi dan rasul, khususnya syari’at nabi akhir zaman yakni Nabi Muhammad saw, yang diutus Allah swt untuk seluruh ummat manusia.
Allah swt berfirman :
Artinya : Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. an-Nisa : 65)
D. Faedah Beriman kepada para Rasul
Faedah beriman kepada para rasul ialah sebagai berikut :
1. Mengetahui rahmat serta perhatian Allah swt kepada hamba-hambaNya, sehingga mengutus para rasul untuk menunjuki mereka ke jalan Allah swt dan menjelaskan bagaimana seharusnya mereka menyembah Allah swt, karena memang akal manusia tidak bisa mengetahui hal itu dengan sendirinya tetapi butuh bimbingan dari seorang rasul.
2. Mensyukuri nikmat Allah swt yang besar ini.
3. Mencintai para rasul, mengagungkannya, dan memujinya, karena mereka adalah para rasul Allah swt
Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran mendustakan para rasul dengan menganggap bahwa para rasul bukan manusia, anggapan itu keliru, dan Allah swt berfirman :
Artinya : Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka : Adakah Allah swt mengutus seorang manusia menjadi rasul. (QS. al-Isra : 94)
Rangkuman
1. Nabi ialah seorang laki-laki yang menerima wahyu Allah swt untuk dirinya sendiri.
2. Rasul ialah seorang laki-laki yang menerima wahyu Allah swt untuk dirinya sendiri dan wajib menyampaikan kepada ummatnya.
3. Jumlah nabi dan rasul yang wajib diketahui ada 25 orang sesuai keterangan dari al-Qur’an. Namun jumlah nabi yang sesungguhnya ada ribuan, hanya Allah swt saja yang tahu jumlah sebenarnya.
4. Tugas para nabi dan rasul sangat banyak dan sangat mulia, namun tugas utama mereka adalah menyampaikan 3 hal pokok, yakni : masalah tauhid, akhlak, dan ibadah.
5. Dalam menjalankan tugasnya yang begitu berat, maka para nabi dan rasul dibekali oleh Allah swt dengan mukjizat-mukjizat serta sifat wajib dan sifat mustahil bagi rasul.
6. Para nabi dan rasul juga memiliki kesamaan dengan manusia biasa seperti makan, minum, tidur, dll. Sifat-sifat seperti itulah yang disebut sifat jaiz.
7. Dari jumlah 25 nabi dan rasul, kemudian mengerucut menjadi 5 orang nabi yang memiliki ketabahan luar biasa yang tergabung ke dalam golongan ulul azmi.
KISAH SAHABAT NABI
Pelajaran 8
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menceritakan kisah khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra
2. Menceritakan kisah khalifah Umar bin Khattab ra
3. Menceritakan kisah khalifah Usman bin Affan ra
4. Menceritakan kisah khalifah Ali bin Abi Thalib ra.
Setelah Nabi Muhammad saw wafat, maka ummat Islam pada saat itu bermusyawarah untuk mencari pemimpin pengganti nabi untuk mengatur dan mengurusi kelangsungan ummat Islam. Pengganti nabi yang memimpin ummat Islam inilah yang disebut dengan nama khalifah.
Khalifah artinya pengganti atau pemimpin pengganti, maksudnya ialah sahabat Nabi Muhammad saw yang menjadi kepala negara Islam dalam mengatur dan mengendalikan pemerintahan serta kesejahteraan ummat Islam. Namun tugas mereka sebagai pengganti dalam urusan kepemimpinan ummat, bukan pengganti kenabian, sebab tugas kerasulan sudah berakhir seiring wafatnya rasulullah saw.
Sahabat Nabi Muhammad saw yang menjadi khalifah berjumlah 4 orang di mana keempat sahabat tersebut terkenal dengan sebutan khulafaur rasyidin. Khulafaur rasyidin artinya khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk nabi dengan senantiasa mengikuti aturan-aturan Rasulullah saw.
Keempat khulafaur rasyidin yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Abu Bakar as-Shiddiq ra : tahun 11-13 H / 632-634 M
2. Umar bin Khattab ra : tahun 13-23 H / 634-644 M
3. Usman bin Affan ra : tahun 23-35 H / 644-656 M
4. Ali bin Abi Thalib ra : tahun 35-40 H / 656-661 M
A. Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
Sepeninggal Nabi Muhammad saw, dua golongan besar ummat Islam di Madinah yakni kaum Muhajirin dan Anshar berkumpul dan bermusyawarah untuk mencari pemimpin ummat Islam pengganti nabi. Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya semua sepakat untuk memilih Abu Bakar as-Shiddiq sebagai khalifah pertama.
Seorang sahabat yang pertama kali menyatakan baiat dan memberi dukungan penuh terhadap Abu Bakar adalah Umar bin Khattab, baru kemudian disepakati oleh sahabat-sahabat yang lain.
Abu Bakar adalah keturunan bangsa Quraisy dan masih satu keturunan dengan Nabi Muhammad saw dari kakeknya yang ketujuh bernama Ka’ab. Nama asli Abu Bakar ialah Abu Quhafah. Abu Bakar adalah sahabat nabi pertama yang masuk Islam, dan bergelar as-Shiddiq karena beliau selalu membenarkan ucapan atau kabar berita yang datang dari nabi. Usia Abu Bakar 2 tahun lebih muda dari usia Nabi Muhammad saw.
Belum lama menjadi khalifah, Abu Bakar harus menghadapi tugas yang sangat berat yaitu menghadapi orang-orang yang mengaku dirinya sebagai nabi. Para nabi palsu itu tidak mau lagi mengeluarkan zakat dan melakukan pemberontakan.
Di antara nama-nama nabi palsu yaitu :
1. Musailamah al-Kadzab di Yamamah.
2. Aswad al-Anasy di Hadramaut dan Yaman.
3. Malik bin Nuwairiyah dari golongan Bani Tamim.
4. Thulaihah al-Asady yang banyak diikuti orang Yahudi.
Khalifah Abu Bakar bertekad bulat untuk menghancurkan gerakan nabipalsu, seraya berujar : Aku akan perangi mereka dan aku tidak peduli apakah aku akan mati karenanya.
Dan setelah beliau berhasil menumpas nabi palsu, maka beliau berupaya untuk mengamankan wilayah-wilayah di jazirah Arab yang masuk wilayahnya, serta beliau juga mulai melakukan upaya perluasan wilayah. Upaya-upaya perluasan itu antara lain :
1. Menyiarkan Islam ke negeri Persia yang dipimpin oleh raja Khosru II, namun negeri ini baru dikuasai setahun kemudian ketika dipimpin oleh raja Yazdajir III.
2. Pada tahun ke-12 Hijriyah, Islam berhasil masuk dan menguasai Irak di bawah pimpinan panglima Khalid bin Walid.
3. Di bawah pimpinan panglima Khalid bin Walid pula Islam berhasil merebut negeri-negeri jajahan romawi, di antaranya : Palestina, Homs, Damaskus dan Yordania.
Setelah peristiwa penaklukan itulah akhirnya negeri-negeri Syiria, Palestina, Mesir, dan Yordania menyatakan diri masuk Islam pada tahun ke-13 Hijriyah.
B. Khalifah Umar bin Khattab
Di akhir hayatnya Abu Bakar sempat mengumpulkan beberapa orang sahabat untuk diajak musyawarah guna memilih siapa pengganti beliau dalam memimpin pemerintahan Islam selanjutnya. Abu Bakar sendiri mengajukan usul agar memilih Umar bin Khattab sebagai pengganti dirinya. Akhirnya semua sepakat untuk memilih Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua ummat Islam.
Umar bin Khattab berasal dari suku Quraisy, usianya 13 tahun lebih muda dari usia Nabi Muhammad saw. Dulunya Umar adalah musuh besar Islam, namun setelah keislamannya Umar menjadi pembela Islam sejati yang ditakuti lawan maupun kawan.
Kemajuan-kemajuan yang dicapai Umar bin Khattab di antaranya :
1. Mengganti jabatan panglima besar Khalid bin Walid kepada Abu Ubaidah bin Jarrah. Hal itu beliau lakukan agar ummat Islam tidak terlalu memuji kepahlawanan Khalid bin Walid. Panglima Khalid bin Walid menerima keputusan khalifah Umar dengan lapang dada seraya berkata : Aku berperang karena Allah swt, bukan karena Umar.
2. Membentuk katib (juru tulis), qadhi (hakim), kepala keamanan, bendahara negara, dan humas.
3. Mengirim pasukan di bawah pimpinan panglima Abu Ubaidah untuk mengepung Baitul Maqdis Palestina selama 4 bulan sebagai tempat persembunyian sisa-sisa tentara Romawi yang dipimpin panglima Arection. Akhirnya salah seorang panglima Islam Amr bin Ash berhasil menerobos dan menguasai kota Palestina.
4. Pada tahun ke-20 Hijriyah, Khalifah Umar memerintahkan panglima Amr bin Ash dengan 4000 tentaranya untuk merebut dan menaklukan kota Mesir, karena kota ini menjadi pelarian sisa-sisa tentara Romawi yang melarikan diri dari Palestina.
Namun perjuangan ummat Islam di bawah kepemimpinan khalifah Umar harus terhenti pada tahun ke-23 Hijriyah, karena beliau dibunuh oleh seorang budak milik Mughirah bin Syu’bah yang bernama Fairuz atau Abu Lu’lu yang beragama majusi. Khalifah Umar wafat pada usia 63 tahun ketika sedang shalat shubuh di Masjid Nabawi Madinah.
C. Khalifah Usman bin Affan
Nasab beliau
Beliau adalah 'Utsman bin 'Affan bin Abul 'Ash bin Umayyah bin Abdis Syams bin Abdi Manaf, suku Quraisy dari Bani Umayyah. Beliau dilahirkan tahun keenam setelah kelahiran Rasulullah saw. Beliau termasuk angkatan yang pertama kali masuk Islam, tepatnya setelah Islamnya Abu Bakar, Ali dan Zaid bin Haritsah. Beliau sendiri masuk agama Allah atas dakwah Abu Bakar as-Shiddiq. Ketika di masa jahiliyyah beliau terkenal orang yang sangat bagus akhlaknya, sangat pemalu untuk berbuat nista, lemah lembut dan dicintai oleh semua orang Quraisy
Keislaman dan hijrahnya
Ketika ia masuk Islam, pamannya Al-Hakam bin Abul 'Ash mengikatnya erat-erat seraya berkata, "Engkau akan berpaling dari ajaran leluhurmu dan beralih ke agama Muhammad?! Demi Allah, aku tidak akan melepasmu selamanya sampai engkau kembali kepada agama semula!". Ia menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan dan berpisah dari agama Muhammad saw selama-lamanya!". Ketika Al-Hakam melihat keteguhan Utsman terhadap Islam tersebut, Al-Hakam pun akhirnya melepaskannya.
Utsman merupakan menantu Rasulullah saw dari kedua putrinya yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum, dimana tidak ada sebelumnya seorang yang menikahi dua putri seorang nabi selain beliau. Oleh karena itu beliau mendapat julukan Dzun Nurain (pemilik dua cahaya).
Beliau adalah yang termasuk pertama kali hijrah ke Habasyah (Ethiopia) bersama keluarganya, sehingga beliaulah yang pertama kali berhijrah kepada Allah bersama keluarganya setelah Nabi Luth as. Beliau setelah itu hijrah ke Madinah. Sehingga beliau sering dijuluki Dzun Nurain wal Hijratain (pemilik dua cahaya dan yang berhijrah dua kali).
Rasa takutnya kepada Allah swt.
Beliau adalah seorang yang memiliki khasyyah (rasa takut) yang sangat besar kepada Allah swt. Pernah salah seorang sahabat bertanya kepadanya, "Wahai 'Utsman, kenapa setiap kali disebutkan di sisimu tentang kubur selalu engkau menangis, tetapi jika disebutkan tentang surga dan neraka engkau tidak menangis?". Beliau menjawab, "Karena aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, 'Kubur adalah persinggahan pertama dari persinggahan-persinggahan akherat, barangsiapa yang selamat di dalamnya maka urusan sesudahnya akan lebih mudah lagi, tetapi barangsiapa yang tidak selamat di dalamnya (disiksa) maka urusan sesudahnya jauh lebih sulit lagi'."
Kedermawanannya
Beliau terkenal sebagai pedagang yang berhasil dan kaya raya, namun demikian ia sangat pemurah dan rendah hati. Diantara kedermawanan Utsman terlihat saat persiapan perang Tabuk, iklim jazirah Arab saat itu sangat panas dan kekurangan bahan pangan dan harta. Ketika itu, kondisi itu dilukiskan oleh Al Qur'an dengan istilah sa'atil 'usrah (saat yang sulit). Rasulullah saw menyerukan kepada umat Islam agar menyumbangkan harta mereka untuk persiapan jihad. Beliau bersabda,, مَنْ جَهَّزَ جَيْشَ الْعُسْرَةِ فَلَهُ الْجَنَّةُ.
"Barangsiapa yang membekali tentara perang Tabuk maka baginya surga". (HR. Bukhari), maka datanglah 'Ustman bin 'Affan ra kepada Rasulullah saw seraya berkata, "Wahai Rasulullah, saya siap membekali tentara dengan 300 ekor unta lengkap dengan perlengkapannya di jalan Allah." Mendengar itu Rasulullah saw berkata, "Tidak masalah bagi 'Utsman apa yang akan dia perbuat setelah ini."
Di samping itu beliau juga menyumbangkan hartanya sebanyak 1000 dinar, beliau datang menghampiri nabi saw seraya menuangkan uang tersebut ke pangkuan nabi saw. Nabi saw membalik-balikkan uang tersebut seraya bersabda, "Tidak masalah bagi 'Utsman apa yang akan dia perbuat setelah ini." Nabi mengulangi sabdanya itu dua kali.
Suatu ketika, kaum muslimin di Madinah pernah kekurangan air dan sangat membutuhkan sumur yang banyak airnya. Nabi saw menyeru kaum muslimin untuk membuat sumur seraya bersabda: مَنْ حَفَرَ بِئْرَ رُوْمَة فَلَهُ الْجَنَّةُ.
"Barangsiapa yang menggali sumur Ruumah (nama tempat) maka baginya surga". Lalu datanglah 'Utsman untuk membiayai pembuatan sumur tersebut.
Pada saat yang lain, di kota Madinah tertimpa musim paceklik yang membuat harga bahan pangan sangat mahal karena langkanya. Di tengah kelangkaan bahan pangan itu datanglah iring-iringan kafilah dagang Utsman bin Affan ra dari Syam, dengan seribu ekor unta yang penuh dengan muatan gandum, minyak dan anggur. Mendengar hal itu para pedagang di Madinah serentak mendatangi Utsman untuk membeli bahan pangan tersebut. Maka Utsman ra berkata kepada mereka, "Berapa kalian mampu membeli barang dagangan tersebut ?" sebagian menjawab, "Kami mampu membeli lima kali lipat dari harga belinya."
Utsman bertanya, "Siapa yang sanggup membelinya dengan harga sepuluh kali lipat dari harga belinya ?" Mereka berkata, "Siapa yang sanggup dengan harga sebesar itu ?! ini sungguh harga yang sangat mencekik !"
Maka Utsman berkata, "Sesungguhnya Allah swt menjanjikan kepadaku untuk memberikan keuntungan sebanyak sepuluh kali lipat dari setiap dirham dengan firmannya, 'Siapa yang membawa satu kebaikan, maka baginya sepuluh yang semisalnya.' (QS. Al An 'am: 160) Adakah diantara kalian yang bisa membelinya?" Mereka menjawab, "Tidak!". Maka Utsman ra berkata, "Persaksikanlah oleh kalian bahwa barang dagangan ini semua aku sedekahkan bagi kaum fakir miskin di Madinah."
Ibadahnya
Beliau terkenal seorang sholeh yang sangat tekun dalam beribadah. Setiap malamnya ia lewati dengan berdiri, ruku' dan sujud. Beliau hanya tidur sejenak saja di awal malam sedangkan siang harinya beliau lewati dengan puasa sunnah. Seorang tabi'in, Muhammad bin Sirin -rahimahullah- berkata, "'Utsman ra senantiasa menghidupkan seluruh malamnya dengan shalat. Di samping itu beliau terkenal sangat banyak membaca Al Qur'an dan selalu mengkhatamkannya setiap 3 hari. Beliau pernah berkata, "Seandainya hati kita suci, niscaya kita tidak akan pernah bosan membaca Al Qur'an. Sungguh, aku tidak suka apabila datang padaku suatu hari yang di situ aku tidak melihat mushaf (Al Qur'an)."
Jasa-jasanya
Beliau adalah sahabat Rasulullah saw yang sangat setia. Sumbangan harta beliau dalam jihad-jihad yang dilakukan oleh Rasulullah saw tidak terhitung.
Sebelum perjanjian Hudaibiyah nabi saw mengutus 'Utsman bin Affan ra untuk menemui dan berunding dengan orang-orang Quraisy. Beliau tertahan di Makkah beberapa hari sehingga tersebar berita bahwa beliau telah dibunuh oleh orang Quraisy. Mendengar berita itu Rasulullah saw langsung meminta kepada seluruh sahabatnya ketika itu untuk berbai'at (berjanji setia) kepada nabi saw untuk memerangi orang-orang Quraisy yang telah membunuh 'Utsman ra maka seluruh sahabat ketika itu membai'at Rasulullah saw dan beliau saw bersabda, "Sesungguhnya 'Utsman bin 'Affan sedang melaksanakan urusan Allah dan Rasul-Nya." Lalu beliau saw menepukkan sebelah tangannya ke tangannya yang lain (sebagai isyarat tangan sebelahnya itu adalah tangan 'Utsman). Peristiwa bai'at tersebut dikenal dengan bai'atur ridhwan.
Sepeninggal Umar bin Khoththob ra, umat Islam bersepakat bulat untuk membai'at beliau sebagai khalifah, beliau menjabatnya selama 12 tahun. Ketika masa pemerintahannya wilayah Islam meluas karena banyaknya kemenangan-kemenangan (futuuhat) yang diraih oleh tentara Islam sehingga baitul maal melimpah ruah dengan ghanimah maupun jizyah (pajak yang diambil dari ahli kitab) sehingga kesejahteraan umat Islam ketika itu sangat baik.
Beliaulah yang pertama kali membukukan Al Qur'an dalam satu mushaf dan menyatukan bacaan kaum muslimin dalam satu huruf (dialek) dalam rangka menghindari perselisihan kaum muslimin terhadap kitab sucinya, sehingga mushaf yang ada di muka bumi ini mengikuti mushaf yang ditetapkan oleh khalifah 'Utsman ra.
Kabar gembira bagi Utsman
Murrah bin Ka'ab ra berkata, "Aku mendengar pada suatu hari Rasulullah saw pernah menyebut tentang suatu fitnah (ujian) yang akan menimpa umatnya, maka ketika itu lewatlah seorang yang menutup kepalanya dengan kain maka beliau saw bersabda, "Orang ini ketika itu berada di atas petunjuk." Lalu aku berdiri untuk melihat orang itu, ternyata ia adalah Utsman bin Affan. Lalu aku menghadap Rasulullah saw dengan sepenuh wajahku seraya bertanya, "Orang ini?" beliau saw menjawab, "Ya." (HR. At-Tirmidzi, Al-Hakim dan Ibnu Majah)
Beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat utama Rasulullah saw yang mendapat kabar gembira dari Nabi saw bahwa mereka akan menjadi penduduk surga.
D. Khalifah Ali bin Abi Thalib
Seusai ditandatanganinya perjanjian Hudaibiyyah di bulan Dzulqa'dah tahun keenam Hijriyah, Rasulullah saw dan kaum muslimin merasa lega karena musuh yang paling sengit selama ini memerangi kaum muslimin yaitu Quraisy telah menawarkan perdamaian dan gencatan senjata selama 10 tahun.
Akan tetapi masih ada satu musuh lagi yang selalu menunjukkan permusuhannya dan melancarkan berbagai jurus makarnya untuk menghabisi kaum muslimin atau melemahkan kekuatan Islam. Musuh tersebut adalah kaum Yahudi yang telah berulang kali melakukan pengkhianatan terhadap Rasulullah saw dan kaum muslimin. Ketika awal mula Rasulullah saw dan kaum muslimin berhijrah ke Madinah beliau telah membuat suatu perjanjian dengan kaum Yahudi yang isinya adalah kesepakatan bersama untuk hidup berdampingan secara damai di kota Madinah dan bersama-sama menjaga keamanan kota tersebut dari setiap serangan yang datang dari luar. Tetapi perjanjian tersebut mereka langgar berulang kali, bahkan salah satu suku dari mereka yaitu Bani Nadzir pernah membuat suatu makar jahat yaitu upaya pembunuhan terhadap Rasulullah saw.
Kekuatan Yahudi kini terpusat di Khaibar, satu kota yang besar, memiliki beberapa benteng yang berlapis-lapis dan kebun-kebun kurma yang subur. Mereka memiliki 8 benteng yang besar di kota tersebut dan mereka sangat yakin sekali bahwa kekuatan mereka tidak akan mungkin dikalahkan oleh tentara manapun karena benteng-benteng tersebut sangat kokoh dan berlapis-lapis. Kota tersebut terletak 60 – 80 mil di utara Madinah.
Keberadaan mereka di Khaibar sangat membahayakan Islam dan kaum muslimin. Telah terbukti sebelumnya bahwa kaum Yahudi Khaibar inilah yang memprovokasi suku Quraisy dan Ghothofan (dua suku besar Arab) untuk berkoalisi menyerang kaum muslimin dalam suatu peperangan yang dikenal dengan perang Ahzab (perang Khandaq). Mereka juga yang telah mendesak suku Quraidhah, suku Yahudi di Madinah yang belum pernah melanggar perjanjiannya terhadap Nabi saw, untuk melanggar perjanjiannya dan ikut bergabung dalam pasukan Ahzab (sekutu) memerangi Rasulullah saw dan kaum muslimin.
Bukti-bukti tersebut cukup kuat bagi Rasulullah saw untuk memberikan hukuman yang setimpal atas kejahatan-kejahatan mereka. Maka pada akhir bulan Muharram tahun ketujuh Hijriyah keluarlah Rasulullah saw bersama 1.400 sahabatnya menuju Khaibar. Sementara Yahudi Khaibar memiliki kekuatan tentara tak kurang dari 10.000 prajurit dan memiliki persenjataan yang lengkap.
Peperangan yang cukup sengit terjadi di sekitar benteng Naa'im, satu dari delapan benteng mereka yang terkenal kokoh. Berkali-kali tentara kaum muslimin mencoba untuk menjebol benteng tersebut tetapi selalu gagal. Kemudian pada suatu malam Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya : "Sungguh aku akan menyerahkan panji perang ini besok kepada seorang laki-laki yang Allah akan memberikan kemenangan lewat kedua tangannya, dia mencintai Allah dan Rasul-Nya serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya." Maka para sahabat sibuk membicarakan tentang siapakah yang akan menerima panji tersebut. Maka ketika di pagi hari para sahabat mendatangi Rasulullah saw masing-masing mengharap bahwa dialah yang akan diserahi panji perang tersebut. Lalu beliau saw bersabda, "Di manakah 'Ali bin Abi Thalib?" Para sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, dia sedang sakit mata." Beliau bersabda, "Panggillah dia untuk datang kesini." Ia pun didatangkan lalu Rasulullah saw meludah pada kedua matanya dan mendo'akannya maka sembuhlah sakitnya bahkan seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya. Kemudian beliau menyerahkan panji perang tersebut kepadanya. Lalu 'Ali bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku perangi mereka hingga menjadi muslim seperti kami?" Beliau bersabda, "Berjalanlah dengan perlahan sampai engkau mendatangi halaman mereka, kemudian serulah mereka untuk masuk Islam dan beritahulah tentang hak-hak Allah yang wajib atas mereka. Demi Allah! Seandainya Allah memberi hidayah kepada satu orang saja dengan sebabmu maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unta yang merah-merah." (HR. Bukhari)
Adapun pengaruh dari tiupan ludah Rasulullah saw kepada 'Ali tersebut dilukiskan sendiri olehnya sebagai berikut, "Aku tidak pernah sakit mata dan tidak pernah pusing semenjak Rasulullah saw mengusap wajahku dan meludah pada kedua mataku pada waktu perang Khaibar yaitu saat beliau menyerahkan panji perang kepadaku." (HR. Ahmad dan Abu Ya'la, hadits shahih)
Kemudian kaum muslimin menggempur sekali lagi benteng-benteng Yahudi tersebut dengan semangat yang baru. 'Ali bin Abi Thalib keluar memimpin kaum muslimin menuju benteng tersebut. Sebelum melakukan penyerangan dia menyeru orang-orang yang Yahudi terlebih dahulu untuk masuk Islam akan tetapi mereka menolak seruan tersebut dan mereka menantang kaum muslimin dengan dipimpin oleh Marhab, raja mereka. Marhab menantang perang tanding seraya berkata : "Medan Khaibar telah tahu bahwa akulah Marhab! Penyandang senjata pahlawan yang teruji! Jika peperangan telah berkecamuk dan menyala!"
Amir bin Al-Akwa' ra maju untuk menghadapinya, perang tanding berjalan seru akan tetapi pada akhirnya Amir terbunuh sebagai syahid, maka Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya baginya dua pahala –seraya beliau mengisyaratkan dengan kedua jarinya- sesungguhnya dia telah bersungguh-sungguh dan mujahid yang sedikit sekali seorang Arab yang berjalan seperti dia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian dengan sombongnya Marhab menantang sekali lagi perang tanding seraya melantunkan bait-bait syair di atas, maka 'Ali bin Abi Thalib maju seraya berkata : "Akulah yang diberi nama oleh ibuku dengan Haidar (singa), bagaikan singa hutan yang seram tampangnya.…. "
Sekejap saja beliau berhasil memukul kepala Marhab dan menewaskannya saat itu juga. Kemudian kemenangan kaum muslimin dapat diraih dengan kepemimpinan 'Ali bin Abi Thalib.
Ibnu Ishak meriwayatkan dari Abu Rafiq ra bahwa ia berkata, "Ketika peperangan berkecamuk, 'Ali bin Abi Thalib sempat mengambil salah satu pintu benteng untuk dijadikan tamengnya, pintu tersebut senantiasa dipegangnya sambil berperang menghadapi lawan sampai Allah memberikan kemenangan atas kami, setelah itu beliau lemparkan pintu tersebut. Sungguh aku menyaksikan bahwa delapan orang di antara kami berupaya keras untuk membalikkannya tetapi kami tak kuasa (karena beratnya)."
Demikianlah 'Ali bin Abi Thalib seorang pahlawan Islam yang pemberani lagi zuhud terhadap dunia. Dia pernah berkata, "Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti adalah hawa nafsu dan panjang angan-angan. Hawa nafsu akan menghalangi seseorang dari mengikuti kebenaran, sedangkan panjang angan-angan akan membuat seorang hamba lupa terhadap akhiratnya. Ingatlah sesungguhnya dunia berlalu ke belakang (meninggalkan kita) sementara akherat datang menjemput kita. Masing-masing dari keduanya memiliki putra, maka jadilah kalian putra-putra akherat dan janganlah menjadi putra-putra dunia. Sungguh hari ini adalah saat beramal dan tidak ada hisab, dan kelak yang ada hanyalah hisab dan tidak ada lagi kesempatan beramal."
Alangkah butuhnya Islam terhadap pemuda-pemuda seperti beliau yang tulus mencintai Allah dan Rasul-Nya, lemah lembut terhadap orang yang beriman, tegas terhadap orang-orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut cercaan orang-orang yang suka mencerca. Inilah sifat-sifat generasi yang diharapkan oleh Islam. Inilah kriteria generasi yang akan membawa perubahan (Qs. Al-Maidah : 54).
Imam Malik –rahimahullah- pernah berkata, "Tidak akan menjadi baik kondisi generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang generasi awal umat ini menjadi baik dengannya." Ya, benar! Generasi awal umat Islam tidak melejit menjadi mulia kecuali dengan meluruskan aqidah dan tauhidnya, menjadikan Allah, Rasul dan berjihad di jalan-Nya lebih dicintai dari pada dunia dan seisinya (Qs. At Taubah : 24)
Rangkuman
1. Khalifah artinya pengganti atau pemimpin pengganti, maksudnya ialah sahabat Nabi Muhammad saw yang menjadi kepala negara Islam dalam mengatur dan mengendalikan pemerintahan serta kesejahteraan ummat Islam.
2. Shahabat nabi yang menjadi khalifah ada 4 orang, yaitu : Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka berempat bergelar khulafaur rasyidun.
3. Khulafaur rasyidin artinya khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk Allah dan rasulNya dengan senantiasa mengikuti petunjuk / aturan-aturan Rasulullah saw.
4. Sepeninggal Nabi saw pada zaman khalifah Abu Bakar banyak orang-orang yang mengaku menjadi nabi. Di antara nabi-nabi palsu itu ialah Musailamah al-Kadzab, Aswad al-Anasy, Thulaihah al-Asadi, dan Malik bin Nuwairiyah.
5. Sahabat Umar bin Khattab meninggal dibunuh oleh Fairuz (Abu Lu’lu) pada usia 63 tahun ketika sedang shalat shubuh di Masjid Nabawi Madinah.
PERILAKU TERPUJI
Pelajaran 9
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Meneladani akhlak khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra
2. Meneladani akhlak khalifah Umar bin Khattab ra
3. Meneladani akhlak khalifah Usman bin Affan ra
4. Meneladani akhlak khalifah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas tentang akhlak khulafaur rasyidin yang patut kita teladani agar kita menjadi manusia yang berperilaku terpuji.
A. Meneladani Perilaku Abu Bakar as-Shiddiq ra
Ketika sebagian besar pasukan Islam sedang berada di Yarmuk, khalifah Abu Bakar wafat pada tahun 13 Hijriyah. Yarmuk merupakan sebuah medan pertempuran yang sangat menentukan bagi kelangsungan pemerintahan dan perkembangan Islam selanjutnya. Dalam keadaan sakit keras Abu Bakar mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah tentang siapa pengganti dirinya ketika beliau wafat nanti. Beliau sendiri mengusulkan agar Umar bin Khattab diberikan kepercayaan untuk menggantikan dirinya menjadi khalifah.
Sikap Abu Bakar yang mengusulkan Umar untuk menggantikannya merupakan sikap yang berani dan terpuji. Selain dikenal sebagai seorang yang berani dalam mengambil keputusan, ia juga sebagai seorang yang shaleh, taat beribadah, tidak sombong, sopan santun, jujur, setia, dan berbudi luhur. Bahkan Nabi Muhammad saw sangat menghormati dan mengakui kejujuran dan kesetiaan Abu Bakar, sehingga Nabi memberinya gelar as-Shiddiq artinya orang yang selalu membenarkan apa saja yang datang dari Nabi Muhammad saw. Pemberian gelar as-Shiddiq kepada Abu Bakar ketika terjadi peristiwa Isra Mi’raj, di saat orang-orang pada meragukannya, Abu Bakar justru tetap membenarkan apa saja yang disampaikan oleh Nabi saw.
Abu Bakar tidak mau menerima uang negara dalam melaksanakan tugas pemerintahannya, serta sangat bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya. Terhadap orang-orang yang hendakmerusak kesucian agamanya ia sangat tegas dan keras, terutama terhadap orang-orang yang murtad dan para nabi palsu. Beliau memerintah selama 2 tahun 3 bulan.
B. Meneladani Perilaku Umar bin Khattab
Sepeninggal khalifah Abu Bakar, maka atas kesepakatan kaum muslimin pada saat itu, Umar bin Khattab akhirnya terpilih menjadi khalifah kedua dalam sejarah ummat Islam menggantikan pendahulunya khalifah Abu Bakar.
Pada hari pengangkatannya Umar berpidato di depan kaum muslimin : Wahai kaum muslimin demi Allah aku bersumpah, kamu semua akan aku bawa ke jalan yang benar. Mendengar pidato Umar, kaum muslimin merasa tenang hatinya karena mereka yakin Umar akan menepati janjinya.
Pribadi Umar bin Khattab sangat disegani kawan dan lawan, sehingga pemerintahannya sangat dipatuhi. Umar sangat sederhana, senantiasa berfikir untuk kemajuan Islam, tegas dalam bertindak demi membela kebenaran dan keadilan, adil dan bijaksana dalam memutuskan, pemberani dalam menghadapi siapapun, keras terhadap orang kafir, serta sangat disegani dan dipatuhi segala ucapan dan perintahnya.
Sebagai sosok pribadi kehidupan Umar sangat sederhana, sedang sebagai sosok pemimpin pribadi Umar sangat kokoh dan perkasa. Semua itu ia lakukan agar dapat mengangkat harkat dan martabat ummat Islam.
Pada masa pemerintahannya, ia berhasil memperindah dan memperluas bangunan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Pemerintahannya yang selama 10 tahun 6 bulan telah berhasil menjadikan agama Islam berkembang dengan pesat. Rakyat merasa aman, tenteram, dan sejahtera, sehingga ekonomi negara pun semakin makmur. Sangat pantas bila kaum muslimin menjuluki beliau dengan gelar Amirul Mukminin yang artinya pemimpin orang-orang beriman.
C. Meneladani Perilaku Usman bin Affan
Ketika di masa jahiliyyah beliau terkenal orang yang sangat bagus akhlaknya, sangat pemalu untuk berbuat nista, lemah lembut dan dicintai oleh semua orang Quraisy. Beliau adalah yang termasuk pertama kali hijrah ke Habasyah (Ethiopia) bersama keluarganya, sehingga beliaulah yang pertama kali berhijrah kepada Allah bersama keluarganya setelah Nabi Luth as. Beliau setelah itu hijrah ke Madinah. Sehingga beliau sering dijuluki Dzun Nurain wal Hijratain (pemilik dua cahaya dan yang berhijrah dua kali).
Beliau adalah seorang yang memiliki khasyyah (rasa takut) yang sangat besar kepada Allah swt. Pernah salah seorang sahabat bertanya kepadanya, "Wahai Utsman, kenapa setiap kali disebutkan di sisimu tentang kubur selalu engkau menangis, tetapi jika disebutkan tentang surga dan neraka engkau tidak menangis?". Beliau menjawab, "Karena aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : Kubur adalah persinggahan pertama dari persinggahan-persinggahan akhirat, barangsiapa yang selamat di dalamnya maka urusan sesudahnya akan lebih mudah lagi, tetapi barangsiapa yang tidak selamat di dalamnya (disiksa) maka urusan sesudahnya jauh lebih sulit lagi'."
Beliau adalah sahabat Rasulullah saw yang sangat setia. Sumbangan harta beliau dalam jihad-jihad yang dilakukan oleh Rasulullah saw tidak terhitung.
Beliau terkenal sebagai pedagang yang berhasil dan kaya raya, namun demikian ia sangat pemurah dan rendah hati. Diantara kedermawanan Utsman terlihat saat persiapan perang Tabuk, iklim jazirah Arab saat itu sangat panas dan kekurangan bahan pangan dan harta. Ketika itu, kondisi itu dilukiskan oleh Al-Qur'an dengan istilah sa'atil 'usrah (saat yang sulit). Rasulullah saw menyerukan kepada umat Islam agar menyumbangkan harta mereka untuk persiapan jihad. Beliau bersabda : مَنْ جَهَّزَ جَيْشَ الْعُسْرَةِ فَلَهُ الْجَنَّةُ.
"Barangsiapa yang membekali tentara perang Tabuk maka baginya surga". (HR. Bukhari), maka datanglah Ustman bin 'Affan ra kepada Rasulullah saw seraya berkata, "Wahai Rasulullah, saya siap membekali tentara dengan 300 ekor unta lengkap dengan perlengkapannya di jalan Allah." Mendengar itu Rasulullah saw berkata, "Tidak masalah bagi Utsman apa yang akan dia perbuat setelah ini." Di samping itu beliau juga menyumbangkan hartanya sebanyak 1000 dinar, beliau datang menghampiri nabi saw seraya menuangkan uang tersebut ke pangkuan nabi saw. Nabi saw membalik-balikkan uang tersebut seraya bersabda, "Tidak masalah bagi Utsman apa yang akan dia perbuat setelah ini." Nabi mengulangi sabdanya itu dua kali.
Suatu ketika, kaum muslimin di Madinah pernah kekurangan air dan sangat membutuhkan sumur yang banyak airnya. Nabi saw menyeru kaum muslimin untuk membuat sumur seraya bersabda : مَنْ حَفَرَ بِئْرَ رُوْمَة فَلَهُ الْجَنَّةُ.
"Barangsiapa yang menggali sumur Ruumah (nama tempat) maka baginya surga". Lalu datanglah 'Utsman untuk membiayai pembuatan sumur tersebut.
Beliau terkenal seorang shaleh yang sangat tekun dalam beribadah. Setiap malamnya ia lewati dengan berdiri, ruku' dan sujud. Beliau hanya tidur sejenak saja di awal malam sedangkan siang harinya beliau lewati dengan puasa sunnah. Seorang tabi'in, Muhammad bin Sirin -rahimahullah- berkata, "'Utsman ra senantiasa menghidupkan seluruh malamnya dengan shalat. Di samping itu beliau terkenal sangat banyak membaca Al-Qur'an dan selalu mengkhatamkannya setiap 3 hari. Beliau pernah berkata, "Seandainya hati kita suci, niscaya kita tidak akan pernah bosan membaca Al Qur'an. Sungguh, aku tidak suka apabila datang padaku suatu hari yang di situ aku tidak melihat mushaf (Al Qur'an)."
Sebelum perjanjian Hudaibiyah nabi saw mengutus Utsman bin Affan ra untuk menemui dan berunding dengan orang-orang Quraisy. Beliau tertahan di Makkah beberapa hari sehingga tersebar berita bahwa beliau telah dibunuh oleh orang Quraisy. Mendengar berita itu Rasulullah saw langsung meminta kepada seluruh sahabatnya ketika itu untuk berbai'at (berjanji setia) kepada nabi saw untuk memerangi orang-orang Quraisy yang telah membunuh 'Utsman ra maka seluruh sahabat ketika itu membai'at Rasulullah saw dan beliau saw bersabda, "Sesungguhnya 'Utsman bin 'Affan sedang melaksanakan urusan Allah dan Rasul-Nya." Lalu beliau saw menepukkan sebelah tangannya ke tangannya yang lain (sebagai isyarat tangan sebelahnya itu adalah tangan 'Utsman). Peristiwa bai'at tersebut dikenal dengan bai'atur ridhwan.
Beliaulah yang pertama kali membukukan Al Qur'an dalam satu mushaf dan menyatukan bacaan kaum muslimin dalam satu huruf (dialek) dalam rangka menghindari perselisihan kaum muslimin terhadap kitab sucinya, sehingga mushaf yang ada di muka bumi ini mengikuti mushaf yang ditetapkan oleh khalifah 'Utsman ra.
Beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat utama Rasulullah saw yang mendapat kabar gembira dari Nabi saw bahwa mereka akan menjadi penduduk surga.
D. Meneladani Perilaku Ali bin Abi Thalib
Pada suatu malam Rasulullah saw bersabda kepada para sahabatnya : "Sungguh aku akan menyerahkan panji perang ini besok kepada seorang laki-laki yang Allah akan memberikan kemenangan lewat kedua tangannya, dia mencintai Allah dan Rasul-Nya serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya." Maka para sahabat sibuk membicarakan tentang siapakah yang akan menerima panji tersebut. Maka ketika di pagi hari para sahabat mendatangi Rasulullah saw masing-masing mengharap bahwa dialah yang akan diserahi panji perang tersebut. Lalu beliau saw bersabda, "Di manakah 'Ali bin Abi Thalib?" Para sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, dia sedang sakit mata." Beliau bersabda, "Panggillah dia untuk datang kesini." Ia pun didatangkan lalu Rasulullah saw meludah pada kedua matanya dan mendo'akannya maka sembuhlah sakitnya bahkan seolah-olah tidak pernah sakit sebelumnya. Kemudian beliau menyerahkan panji perang tersebut kepadanya. Lalu 'Ali bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku perangi mereka hingga menjadi muslim seperti kami?" Beliau bersabda, "Berjalanlah dengan perlahan sampai engkau mendatangi halaman mereka, kemudian serulah mereka untuk masuk Islam dan beritahulah tentang hak-hak Allah yang wajib atas mereka. Demi Allah! Seandainya Allah memberi hidayah kepada satu orang saja dengan sebabmu maka itu lebih baik bagimu dari pada engkau memiliki unta yang merah-merah." (HR. Bukhari)
Adapun pengaruh dari tiupan ludah Rasulullah saw kepada 'Ali tersebut dilukiskan sendiri olehnya sebagai berikut, "Aku tidak pernah sakit mata dan tidak pernah pusing semenjak Rasulullah saw mengusap wajahku dan meludah pada kedua mataku pada waktu perang Khaibar yaitu saat beliau menyerahkan panji perang kepadaku." (HR. Ahmad dan Abu Ya'la, hadits shahih)
Marhab menantang perang tanding seraya berkata : "Medan Khaibar telah tahu bahwa akulah Marhab! Penyandang senjata pahlawan yang teruji! Jika peperangan telah berkecamuk dan menyala!" Amir bin Al-Akwa' ra maju untuk menghadapinya, perang tanding berjalan seru akan tetapi pada akhirnya Amir terbunuh sebagai syahid, maka Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya baginya dua pahala –seraya beliau mengisyaratkan dengan kedua jarinya- sesungguhnya dia telah bersungguh-sungguh dan mujahid yang sedikit sekali seorang Arab yang berjalan seperti dia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian dengan sombongnya Marhab menantang sekali lagi perang tanding seraya melantunkan bait-bait syair di atas, maka 'Ali bin Abi Thalib maju seraya berkata : "Akulah yang diberi nama oleh ibuku dengan Haidar (singa), bagaikan singa hutan yang seram tampangnya." Sekejap saja beliau berhasil memukul kepala Marhab dan menewaskannya saat itu juga. Kemudian kemenangan kaum muslimin dapat diraih dengan kepemimpinan 'Ali bin Abi Thalib.
Ibnu Ishak meriwayatkan dari Abu Rafiq ra bahwa ia berkata, "Ketika peperangan berkecamuk, 'Ali bin Abi Thalib sempat mengambil salah satu pintu benteng untuk dijadikan tamengnya, pintu tersebut senantiasa dipegangnya sambil berperang menghadapi lawan sampai Allah memberikan kemenangan atas kami, setelah itu beliau lemparkan pintu tersebut. Sungguh aku menyaksikan bahwa delapan orang di antara kami berupaya keras untuk membalikkannya tetapi kami tak kuasa (karena beratnya)."
Alangkah butuhnya Islam terhadap pemuda-pemuda seperti beliau yang tulus mencintai Allah dan Rasul-Nya, lemah lembut terhadap orang yang beriman, tegas terhadap orang-orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut cercaan orang-orang yang suka mencerca. Inilah sifat-sifat generasi yang diharapkan oleh Islam. Inilah kriteria generasi yang akan membawa perubahan (Qs. Al-Maidah : 54).
Imam Malik –rahimahullah- pernah berkata, "Tidak akan menjadi baik kondisi generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang generasi awal umat ini menjadi baik dengannya." Ya, benar! Generasi awal umat Islam tidak melejit menjadi mulia kecuali dengan meluruskan aqidah dan tauhidnya, menjadikan Allah, Rasul dan berjihad di jalan-Nya lebih dicintai dari pada dunia dan seisinya (Qs. At Taubah : 24)
Rangkuman
1. Abu Bakar memerintah selama 2 tahun 3 bulan, khalifah pertama yang bergelar as-Shiddiq dan wafat pada tahun 13 Hijriyah.
2. Sikap Abu Bakar yang patut diteladani, yaitu :
a. Berani mengambil keputusan.
b. Akhlaknya sangat mulia.
c. Shaleh dan taat beribadah.
d. Hartawan tetapi sangat dermawan.
e. Berjiwa luhur dan tidak sombong.
f. Jujur, setia, sopan, dan lurus hatinya.
3. Umar bin Khattab memerintah selama 10 tahun 6 bulan, khalifah kedua yang bergelar al-Faruq dan Amirul Mukminin, dan wafat pada tahun 23 Hijriyah.
4. Sikap Umar bin Khattab yang perlu diteladani, yaitu :
a. Sikapnya sangat tegas dan perkasa.
b. Tindakannya adil dan bijaksana.
c. Memiliki pribadi yang sangat sederhana.
d. Selalu berfikir untuk kemajuan Islam.
e. Disegani oleh kawan dan lawan.
5. Usman bin Affan memerintah selama 12 tahun, khalifah ketiga yang bergelar Dzunnurain dan Hijratain, dan wafat pada tahun 35 Hijriyah.
6. Sikap Usman bin Affan yang dapat diteladani, yaitu :
a. Hartawan yang sangat dermawan.
b. Sangat pemalu dan lemah lembut.
c. Shaleh dan tekun beribadah.
d. Rajin membaca dan mengkhatamkan al-Qur’an.
e. Akhlaknya sangat mulia.
7. Ali bin Abi Thalib memerintah selama 5 tahun, khalifah keempat yang bergelar Madinatul Ilmi, dan wafat pada tahun 40 Hijriyah.
8. Sikap Ali bin Abi Thalib yang bisa diteladani, yaitu :
a. Sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya.
b. Pemberani dan perkasa.
c. Ramah terhadap muslimin dan tegas terhadap kafirin.
d. Sangat luas ilmunya.
PUASA SUNNAH
Pelajaran 10
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Mengenal macam-macam puasa sunnah.
2. Mengenal macam-macam puasa yang diharamkan.
3. Mengenal masalah haid.
4. Mengenal mandi wajib.
Puasa merupakan rukun Islam yang keempat bagi seorang muslim. Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai taqwa, salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah swt telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya.
A. Macam-macam Puasa Sunnah
Puasa sunnah ialah puasa selain puasa wajib. Bagi yang mengerjakan akan mendapat pahala dan keutamaan, dan bagi yang tidak mengerjakan tidak berdosa karenanya.
Ada beberapa macam puasa sunnah, yaitu :
a. Puasa Senin dan Kamis.
Rasulullah bersabda :
Artinya : Dari Aisyah, Nabi Muhammad membiasakan puasa Senin dan Kamis. (HR. Tirmidzi)
b. Puasa yaumul bidh (13,14,15) yakni puasa tengah bulan.
Sabda Rasulullah :
Artinya : Dari Abu Dzar, Rasulullah bersabda : Hai Abu Dzar, apabila engkau hendak berpuasa hanya 3 hari dalam 1 bulan, hendaklah engkau puasa tanggal 13, 14, dan 15. (HR. Ahmad dan Nasa’i)
c. Puasa Asyura, tanggal 10 Muharram.
Rasulullah bersabda :
Artinya : Puasa pada hari Asyura dapat menghapus dosa 1 tahun yang telah lalu. (HR. Muslim)
d. Puasa Arafah, tanggal 9 Zulhijjah.
Sabda Rasulullah :
Artinya : Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa selama 2 tahun, dosa 1 tahun yang lalu dan dosa 1 tahun yang akan datang. (HR. Muslim)
e. Puasa syawal 6 hari.
Rasulullah bersabda :
Artinya : Dari Abi Ayyub, Rasulullah bersabda : Barangsiapa puasa dalam bulan Ramadhan, kemudian ia puasa 6 hari pada bulan syawal, bagaikan puasa sepanjang tahun. (HR. Muslim)
f. Puasa bulan Sya’ban
Sabda Rasulullah :
Artinya : Dari Aisyah, saya tidak melihat Rasulullah menyempurnakan puasa 1 bulan penuh selain pada bulan Ramadhan, dan saya tidak melihat beliau dalam bulan-bulan yang lain berpuasa lebih banyak daripada bulan Sya’ban. (HR. Bukhari-Muslim)
B. Macam-macam Puasa yang Diharamkan
Ibadah puasa adalah ibadah yang sangat mulia dan berlipat ganda pahalanya, namun apabila tidak mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya maka puasanya tidak saja tidak sah dan bahkan bisa menjadi haram karenanya.
Di antara puasa yang haram dan diharamkan, yaitu :
a. Puasa pada hari raya Idhul fitri, tanggal 1 syawal.
Rasulullah bersabda :
Artinya : Rasulullah melarang puasa pada 2 hari raya, yaitu hari raya Idul Fitri dan Idhul Adha. (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Puasa pada hari raya Idhul Adha, tanggal 10 Zulhijjah.
Rasulullah bersabda :
Artinya : Rasulullah melarang puasa pada 2 hari raya, yaitu hari raya Idul Fitri dan Idhul Adha. (HR. Bukhari dan Muslim)
c. Puasa pada hari-hari tasyrik, yaitu tanggal 11,12, 13 Zulhijjah.
Rasulullah bersabda :
Artinya : Hari tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan zikir kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia. (HR. Muslim)
d. Puasa wishal, puasa terus-menerus tanpa berbuka.
Rasulullah bersabda :
Artinya : Bahwasanya Tuhanmu mempunyai hak atasmu yang wajib engkau bayar, begitu juga dirimu dan keluargamu, semua mempunyai hak yang wajib engkau bayar. Maka dari itu, hendaklah engkau berpuasa, berbuka, dan tidur. Dekatilah ahlimu dan berikanlah hak mereka masing-masing. (HR. Bukhari)
e. Puasa khusus hari Jum’at
Rasulullah bersabda :
Artinya : Jangan sekali-kali seseorang di antara kalian berpuasa pada hari Jum’at, kecuali jika ia berpuasa 1 hari sebelum atau sesudahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
C. Masalah Haid
1. Pengertian Haid
Haid berasal dari bahasa Arab yang artinya mengalir. Secara istilah haid berarti darah yang keluar secara berkala dari kemaluan perempuan dalam keadaan normal pada usia subur yang bukan disebabkan oleh luka, sakit, atau setelah melahirkan.
Nama lain haid adalah menstruasi atau sering disebut datang bulan dikarenakan terjadinya rutin tiap bulan. Pada umumnya dimulai mulai usia 9 tahun dan terus berlanjut hingga mencapai usia 50 tahun. Usia perempuan yang tidak lagi mengalami masa haid disebut masa menopause.
Dalil tentang haid tercantum dalam firman Allah swt surat al-Baqarah ayat 222 :
Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah haid itu adalah kotoran. (QS. Al-Baqarah : 222)
2. Batas Waktu Haid
Haid mempunyai batas waktu tertentu di mana antara perempuan yang satu dengan yang lainnya tidak sama, tergantung dari kesehatan, kejiwaan, dan fisik wanita. Lamanya waktu haid paling sedikit sehari semalam,paling lama 15 hari hingga 15 malam. Adapun kebiasaannya 6 hari 6 malam atau 7 hari 7 malam.
3. Hal-hal yang Dilarang bagi Orang Haid
Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh perempuan selama masa haid, yaitu :
a. Mengerjakan shalat
Nabi saw bersabda :
Artinya : Tinggalkanlah shalat selama hari-hari haid itu.
b. Mengerjakan thawaf
Thawaf ialah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 putaran.
Hadits Rasulullah saw :
Artinya : Dari Aisyah, tatkala kami sampai di Syarif saya haid, maka Nabi saw bersabda : kerjakanlah semua yang dikerjakan orang berhaji, tetapi engkau tidak boleh thawaf di Baitullah hingga engkau suci. (HR. Muttafaq alaih)
c. Membaca al-Qur’an
Sabda Rasulullah saw :
Artinya : Tidak boleh bagi orang yang junub dan haid membaca sesuatu dari al-Qur’an. (HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah)
d. Menyentuh mushaf al-Qur’an
Rasulullah saw bersabda :
Artinya : Tidak boleh menyentuh al-Qur’an kecuali orang yang suci. (HR. Ad-Daruquthni)
e. Berpuasa
Nabi Muhammad saw bersabda :
Artinya : Dari Abu Said al-Khudri, Nabi saw berkata kepada beberapa perempuan : Bukankah perempuan haid tidak shalat dan tidak puasa ? Perempuan yang hadir menjawab : ya benar, kata Rasulullah : itulah kekurangan agama perempuan. (HR. Abu Daud)
f. Berdiam di Masjid
Sabda Nabi saw :
Artinya : Saya tidak menghalalkan Masjid bagi orang yang sedang haid dan tidak pula bagi orang yang junub. (HR. Abu Daud)
D. Mandi Haid dan Janabat
Seorang perempuan yang masa haidnya sudah selesai maka wajib melaksanakan mandi haid, demikian pula sepasang suami-istri yang telah melakukan hubungan intim suami-istri wajib mandi junub (janabat).
Allah swt berfirman :
Artinya : Dan sesungguhnya bila kamu junub, maka mandilah. (QS. Al-Maidah : 6)
Rasulullah saw bersabda :
Artinya : Rasulullah saw berkata kepada fatimah binti Abi Hubais, apabila datang haid itu hendaklah engkau tinggalkan shalat, dan apabila habis haid itu hendaklah engkau mandi dan shalat. (HR. Al-Bukhari)
Tata cara mandi wajib setelah haid dan janabat sebagai berikut :
1. Berniat dan membaca basmallah.
2. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
3. Membersihkan kedua lubang (qubul dan dubur) dan kotoran di sekitarnya.
4. Berwudhu secara sempurna.
5. Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali, sambil memasukkan air dengan jari-jari tangan ke sela-sela rambut sehingga membasahi kulit kepala.
6. Menyiramkan air ke seluruh tubuh dimulai dari sisi kanan kemudian sisi kiri sambil menggosok-gosok bagian tertentu.
Rangkuman
1. Puasa sunnah ialah puasa selain puasa wajib. Bagi yang mengerjakan akan mendapat pahala dan keutamaan, dan bagi yang tidak mengerjakan tidak berdosa karenanya.
2. Ada beberapa macam puasa sunnah, yaitu :
f. Puasa Senin dan Kamis.
g. Puasa yaumul bidh (13,14,15) yakni puasa tengah bulan.
h. Puasa Asyura, tanggal 10 Muharram.
i. Puasa Arafah, tanggal 9 Zulhijjah.
j. Puasa syawal 6 hari.
3. Macam-macam puasa yang diharamkan, yaitu :
a. Hari raya Idhul Fitri
b. Hari raya Idhul Adha
c. Hari-hari Tasyrik
d. Sepanjang masa
e. Khusus hari Jum’at.
4.
MARAJI KITAB
1. Syarhu Ushulil Iman (Prinsip-prinsip Dasar Keimanan) oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin.
2. Cara Mudah Memahami Rukun Iman oleh tim pustaka Ibnu Katsir.
3. Risalah Ramadhan oleh Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al-Jarullah.
4. Talkhisu Kitabi Ahkamil Udhiyah wa adz-Dzakat (Berqurban Cara Nabi saw) oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin.
5. Ahkamul Aqiqah (Perayaan Aqiqah menurut Islam) oleh Syaikh Abu Muhammad Ishom bin Mar’ie.
6. Pelajaran Aqidah oleh tim LP3T Jakarta.
7. Fadhailus Shahabah oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani.
8. Ar-Rahiqul Makhtum oleh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri.
9. Tarikhul Khulafa' oleh Al-Hafidh Jalaluddin As-Suyuthi.
" Seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. " ( Qaaf ayat 17 - 18 )
young boy reciting quran like qari abdul basit-mashallah
Surah Rahman - Beautiful and Heart trembling Quran recitation by Syed Sadaqat Ali
Rabu, 15 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar