young boy reciting quran like qari abdul basit-mashallah

Surah Rahman - Beautiful and Heart trembling Quran recitation by Syed Sadaqat Ali

yatauhid.blogspot.com

Senin, 31 Agustus 2009

KEMBALI KEPADA RAMADHAN KAUM SALAF 3

Keempat: adab-adab puasa yang wajib, di antaranya:
1. Menjauhi dusta.
2. Menjauhi ghibah (mengupat).
3. Menjauhi namimah (mengadu domba).
4. Menjauhi bersaksi palsu.
5. Menjauhi menipu dalam transaksi.

Kelima: Adab-adab puasa yang dianjurkan/disunnahkan:
1. Menunda sahur dan menyegerakan berbuka.
2. Menahan lisan dari perkataan sia-sia dan tidak berguna.
3. Membukakan orang yang puasa.
4. Mendekatkan diri kepada Allah I dan sedakah dan amal shalih.

Saudaraku yang mulia, ingatlah selalu bahwasanya mendapat taufiq untuk puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala tidak bisa sempurna kecuali dengan menjaga hukum-hukum dan syarat-syaratnya serta mengikuti petunjuk Nabi r padanya. Puasa bukan hanya semata-semata menahan diri dari makan dan minum.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

من لم يدع قول الزور والعمل به، فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan palsu dan melakukannya, maka Allah tidak memperdulikan ia dalam meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Al-Bukhari)

Saudaraku, janganlah engkau melewatkan dengan memahami hukum-hukum puasa. Maka sesungguhnya ia adalah pondasi puasa. Dan janganlah engkau ketinggalan mengamalkannya, maka orang yang mengamalkan itu sedikit sekali.

Kedua: Menjaga shalat-shalat wajib:
Shalat adalah tiang agama dan diterimanya puasa mengharuskan diterimanya shalat. Bagaimana bisa manusia melalaikan shalat wajib dan menyia-nyiakannya, sementara ia berpuasa di siang harinya. Sedangkan mereka mengetahui bahwa menjaga shalat dalam waktunya lebih wajib di dalam Islam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

العهد الذي بينا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر

"Perjanjian yang ada di antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh ia menjadi kafir." (HR. Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad)

Tsabit al-Bunani rahimahullah berkata: seorang hamba tidak akan pernah bisa menjadi 'abid (ahli ibadah), sekalipun ia mempunyai semua perkara kebaikan sehingga padanya ada dua perkara ini, yaitu puasa dan shalat, karena keduanya berasal dari darah dan dagingnya.

Mubarak dan Fadhalah rahimahullah berkata: 'Aku berkunjung kepada Tsabit al-Bunani rahimahullah di saat sakitnya. Dia tetap mengingat teman-temannya. Maka tatkala kami masuk kepadanya, ia berkata: 'Wahai saudaraku, kemarin aku tidak bisa shalat seperti biasanya, dan aku tidak bisa puasa seperti biasanya, aku juga tidak bisa mendatangi teman-temanku lalu berzikir kepada Allah bersama mereka seperti biasanya.' Kemudian ia berkata: 'Ya Allah, apabila Engkau menghalangi aku dari tiga perkara ini maka janganlah Engkau biarkan aku di dunia sesaat pun.' Lalu ia meninggal dunia saat itu.' Banyak sekali orang yang terlalaikan oleh film-film dan sinetron, atau tidur dan kelupaan, lalu ia berpaling dari menunaikan shalat. Ia mengira bahwa persoalannya ringan padahal ia sangat besar di sisi Allah.

Ketiga: Menjaga shalat tarawih: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

من قام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه.

Barangsiapa yang beribadah (shalat) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya diampuni dosanya yang terdahulu." (HR Bukhari)

Dan dalam hadits Sa'ib bin Zaid t, ia berkata: "Umar bin Al-Khaththab menyuruh Ubay bin Ka'ab dan Tamim Ad-Daari untuk mengimami manusia dengan sebelas raka'at". Ia berkata :'Sesungguhnya imam membaca dua ratus ayat, sehingga kami memegang tongkat karena sangat lama berdiri dan kami tidak pulang kecuali saat fajar. (Diriwayatkan oleh Malik 1/115 dengan sanad yang shahih dari jalan Muhammad bin Yusuf)

Dan termasuk yang harus engkau jaga, wahai saudaraku, janganlah engkau pulang sebelum imam, maka sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

من قام مع إمامه حتى ينصرف كتب له قيام ليلة

"Barangsiapa yang shalat bersama imamnya sampai ia (imam) berpaling (pulang) niscaya ditulis untuknya shalat satu malam." (HR. Abu Dawud No. 1375, Tirmidzi No. 706 dan dishahihkan oleh Asy Syaikh Albani)

Dan sesungguhnya di antara kesempurnaan iman dan mengharapkan pahala dalam puasa adalah bersemangat dalam shalat malam, tidak gelisah darinya, atau menyibukkan diri darinya di bulan Ramadhan. Terutama di masa kita sekarang ini, di mana sangat banyak sebab-sebab fitnah. Berbagai macan canel televisi menayangkan berbagai macam program yang menggiurkan, film dan sinetron langsung setelah berbuka puasa yang membuat orang lupa melaksanakan shalat, dan yang mereka lihat berupa kegilaan dan perbuatan sia-sia yang menggiurkan.

Keempat: Memperbanyak zikir dan membaca al-Qur`an:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Nabi Shallallahu 'alaihi wassalam adalah manusia yang paling pemurah, dan terlebih lagi di bulan Ramadhan saat Jibril 'alaihissalam menemuinya, lalu melakukan tadarus al-Qur`an. Jibril 'alaihissalam menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan, lalu melakukan mudarasah al-Qur`an kepadanya. maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam saat ditemui Jibril 'alaihissalam lebih pemurah dengan kebaikan dari pada angin kencang yang bertiup." (HR. al-Bukhari)

Dan telah kami sebutkan contoh salafus shaleh dalam membaca al-Qur`an dan mudarasahnya di bulan Ramadhan. Bagaimana tidak, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menurunkan padanya, firman-Nya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. al-Qur`an:185)

Maka Allah memuliakan waktunya dengan kemuliaan al-Qur`an dan menjadikan pahala membacanya dilipat gandakan dan kebaikannya melimpat. Az-Zuhri rahimahullah, apabila masuk bulan Ramadhan, meninggalkan membaca hadits dan majelis ilmu, dan menghadapkan diri membaca al-Qur`an dari mushhaf. Sufyan ats-Tsauri rahimahullah, apabila tiba bulan Ramadhan, ia meninggalkan semua ibadah dan menghadapkan diri untuk membaca al-Qur`an.

Dan sudah seharusnya bagimu, wahai saudaraku yang mulia, engkau membacanya dengan tadabbur dan khusyu', hingga engkau merasakan hasil membacanya. Dan hendaklah engkau menjaga zikir-zikir yang diriwayatkan (dalam hadits). Sesungguhnya ia adalah pemukul syetan dan jalan mendapatkan ridha ar-Rahman. Terutama zikir pagi dan sore, hamdalah, tasbih, dan istighfar.

Sungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam: 'Apabila telah melaksanakan shalat fajar, beliau duduk di tempat shalat hingga terbit matahari.' Dan diriwayatkan darinya, beliau bersabda:

من صلى الفجر في حماعه ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حج وعمرة تامة تامة تامة.

"Barangsiapa yang shalat fajar berjamaah, kemudian ia duduk berzikir kepada Allah hingga terbit matahari, kemudian shalat dua rekaat, adalah baginya seperti pahala haji dan umrah yang sempurna." (Hadits hasan Riwayat Imam At Tirmidz)

Kelima: Pemurah dan bersedakah:
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أفضل الصدقة صدقة في رمضان

"Sedekah yang paling utama adalah sedakah di bulan Ramadhan." (HR. imam Tirmidzi)

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwa menggabungkan di antara puasa dan sedakah termasuk yang menyebabkan masuk surga, di mana beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إن الجنة غرفاً يرى ظهورها من بطونها، وبطونها من ظهورها ! قالوا لمن يارسول الله؟ قال: لمن طيّب الكلام، وأطعم الطعام وأداما لصيام، وصلى بالليل والناس نيام.

"Sesungguhnya di dalam surga adalah kamar yang bisa dilihat depannya dari dalamnya, dan dalamnya dari depannya.' Mereka bertanya, 'Untuk siapakah wahai Rasulullah? Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Bagi orang yang memperbaiki ucapan, memberi makan, selalu puasa, shalat di malam hari sedangkan manusia tertidur." (HR. ath-Thabrani, al-Haitsami dengan sanad hasan dan al-Mundziri dengan sanad sahih).

Seorang peminta datang kepada imam Ahmad rahimahullah, lalu dia memberikan dua roti yang disiapkannya untuk sarapan pagi, kemudian dia berpuasa.

Dan gambaran bersedakah dan pemurah beraneka ragam, di antaranya: memberi makan. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أيما مؤمن أطعم مؤمناً على جوع أطعمه الله من ثمار الجنة ومن سقى مؤمناًً على ظمأ سقاه الله من الرحيق المختوم

"Seorang mukmin manapun yang memberi makan kepada mukmin yang lain yang sedang kelaparan, niscaya Allah memberinya makanan dari buah-buah surga. Dan barangsiapa yang memberi minum seorang mukmin yang kehausan niscaya Allah I memberi minuman kepadanya dari rahiqul makhtum." (HR. imam Tirmidzi dengan sanad hasan)



" Seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. " ( Qaaf ayat 17 - 18 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar