"
'Lady Ukhti Fillah Rahimakumullah 31 Agustus jam 11:10 Balas
Dan membukakan orang yang puasa, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
من فطر صائماً كان له مثل أجره لا ينقص من أجر الصائم شيئاً.
"Barangsiapa yang membukakan orang yang puasa, niscaya untuknya pahala seperti pahalanya tanpa mengurangi pahala orang yang puasa sedikitpun juga." (HR. Ahmad dan An-Nasai serta dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Banyak sekali dari kaum salaf yang mengutamakan orang lain dengan berbuka mereka, sedangkan mereka berpuasa, di antaranya adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu, Daud ath-Thai, Malik bin Dinar, Ahmad bin Hanbal rahimahumullah, dan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu tidak berbuka kecuali bersama anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Keenam: I'tikaf dan memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir (di bulan Ramadhan):
Sunnah I'tikaf banyak ditinggalkan orang kebanyakan manusia yang mampu melakukannya, padahal disebutkan di dalam al-Qur`an dan sunnah. Salafus shaleh sangat bersemangat melakukan dan melaksanakannya karena mengandung pahala besar dan bertepatan sepuluh hari terakhir yang diharapkan padanya lailatul qadar yang lebih baik dari pada seribu bulan. I'tikaf adalah ibadah yang dimudahkan bersamanya segala ibadah, seperti membaca al-Qur`an, shalat, zikir dan do'a. dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
كان النبي يعتكف في كل رمضان عشرة أيام فلما كان العام الذي قبض فيه اعتكف عشرين يوماً.
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, Ibnu Umar dan Anas radhiyallahu 'anhu meriwayatkan: 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam i'tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, maka tatkala di tahun yang beliau wafat, beliau i'tikaf selama dua puluh hari." (HR. Bukhari & Muslim)
Dan untuk i'tikaf adalah beberapa hukum yang mesti dipelajari oleh yang berpuasa untuk ibadah yang agung ini, maka dengannya i'tikafnya menjadi benar di atas sunnah.
Ketujuh: mengawasi lailatul qadar dan memperbanyak berdoa:
Maka sesungguhnya puasa termasuk salah satu penyebab dikabulkan doa. Maka sudah semestinya orang yang puasa bersungguh-sungguh atasnya sepanjang malam bulan Ramadhan, maka ia adalah pintu kebaikan yang paling luas dan jalan yang paling mudah kepadanya. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أعجز الناس من عجز عن الدعاء.
"Manusia yang paling lemah adalah orang yang lemah berdoa." (HR. Ibnu Hibban, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir: 1044)
Terlebih lagi, sesungguhnya kesungguhan seorang muslim shalat di bulan Ramadhan sesuai waktu sahurnya, yaitu waktu penuh berkah yang dikabulkan doa, dihapuskan kesalahan, dan ditunaikan hajat padanya.
Hati-hatilah, wahai saudaraku yang mulia, bahwa engkau keluputan kebaikan besar dan keutamaan yang mulia, yaitu lailatul qadar. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه.
"Barangsiapa yang ibadah (shalat) pada lailatul qadar karena iman dan mengharapkan pahala niscaya diampuni dosanya yang terdahulu." (HR. al-Bukhari)
Maka alangkah agungnya seorang muslim itu padanya diampuni segala kesalahan, dicapai derajat dengannya dan sesungguhnya ia harus dicari, mesti ditekuni dengan sungguh atasnya karena mengharapkan taufiq untuk kebaikannya yang agung. Semoga rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya sekalian.
Muraja':
Maktabah Jaliyat Rabwah http://www.islamhouse.com dengan penambahan seperlunya.
--
Mutiara Salafus Shalih:
Dari Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu ia berkata :
"Ketahuilah hendaknya jangan satupun dari kalian bertaqlid kepada siapapun dalam perkara agamamu sehingga (bila) ia beriman ikut beriman bila ia kafir ikut pula menjadi kafir. Maka jika kamu tetap ingin berteladan maka ambillah contoh dari yang telah mati sebab yang masih hidup tidak aman dari fitnah." (Al Lalikai 1/93 nomor 130 dan Al Haitsamy dalam Al Majma' 1/180)
Dari Yunus bin Zaid dari Az Zuhri ia berkata :
"Ulama kami yang terdahulu (salaf) selalu mengingatkan bahwa berpegang teguh dengan As Sunnah itu adalah keselamatan dan ilmu akan tercabut dengan segera maka tegaknya ilmu adalah kekokohan agama dan dunia sedang dengan hilangnya ilmu hilang pula semuanya." (Ad Darimy 1/58 nomor 16)
" Seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. " ( Qaaf ayat 17 - 18 )
young boy reciting quran like qari abdul basit-mashallah
Surah Rahman - Beautiful and Heart trembling Quran recitation by Syed Sadaqat Ali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar